Bisa Saja Partai Gelora Layu Sebelum Berkembang
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, Partai Gelora Indonesia bisa saja menjadi ancaman bagi partai berbasis suara umat Islam pada Pemilu 2024. Baik itu PKS, PPP, PKB dan PAN.
Tetapi di sisi lain, bisa juga Partai Gelora malah layu sebelum berkembang, alias tidak mampu bertahan menghadapi perkembangan perpolitikan di Indonesia yang sangat dinamis.
"Jadi, bisa iya bisa juga tidak. Sangat tergantung pada usaha yang dilakukan pengurus dan kader Partai Gelora sendiri," ujar Ujang kepada jpnn.com, Sabtu (9/11)
Menurut dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini, syarat paling utama untuk menjadi besar, pengurus Partai Gelora harus solid terlebih dahulu.
"Syarat kedua, harus mampu membawa Partai Gelora menjadi partai yang diminati oleh rakyat. Saya kira ini cukup berat, karena tidak cukup hanya dikenal, tetapi harus dapat meyakinkan masyarakat untuk menjadikan Partai Gelora sebagai saluran aspirasi," katanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini optimistis, jika kedua langkah yang dimaksud dapat terwujud, maka Partai Gelora menjadi ancaman bagi partai-partai berbasis suara umat Islam.
"Kalau ini berhasil dilakukan, akan menjadi ancaman bagi partai-partai berbasis suara umat Islam. Tetapi jika mengelola partainya asal-asalan, Partai Gelora bisa layu sebelum berkembang," katanya.
Sebagai langkah pertama, kata Ujang, Partai Gelora dapat memanfaatkan Pilkada 2020 yang digelar serentak di 270 daerah, sebagai ajang sosialisasi atau ajang untuk memanaskan mesin partai.
Saya kira pilkada akan dijadikan momentum cek ombak bagi Partai Gelora untuk melihat respon publik dalam rangka persiapan Pemilu 2024.
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Mardiono: Kader PPP Menyalahkan Kekurangan Logistik Pas Kalah Pemilu 2024
- Wamenlu Anis Matta Puji Upaya Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina
- Sejumlah Tokoh Merapat ke Kediaman Prabowo, Dari Fahri Hamzah Hingga Budiman
- Anis Matta Dipanggil Prabowo, Ditunjuk Jadi Wamenlu