Bisakah Kita Terbebas dari Virus Corona dan Bagaimana Caranya?
Jadi, jika tocilizumab itu memang manjur, mengapa tidak menggunakannya pada semua pasien virus corona yang sakit parah?
Jawabannya adalah bahwa penelitian tersebut tidak memenuhi standar baku untuk memutuskan untuk menggunakan obat lebih luas. Yaitu standar ujicoba terkontrol secara acak.
Artinya perlu perbandingan antara ribuan pasien tanpa pengobatan dengan yang menggunakan pengobatan tiruan, yang disebut plasebo.
Menurut Steven Tong, peneliti dari Peter Doherty Institute, uji klinis acak secara besar-besaran adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah suatu pengobatan berbahaya atau tidak.
Tocilizumab sendiri sedang diuji dengan cara seperti itu untuk 7.000 pasien.
Tocilizumab menargetkan respons imun yang tidak terkendali pada pasien yang sakit parah. Tetapi bagaimana dengan orang yang tidak terlalu sakit, atau belum tertular virus?
Di situlah muncul obat-obat yang diklaim anti-virus.
Sensasi hidroksi
Hydroxychloroquine disebut-sebut sebagai obat ajaib untuk infeksi virus corona. Donald Trump mengaku meminumnya. Pengusaha Clive Palmer dari Australia membeli hampir 33 juta dosis dan mengiklankannya di surat kabar.
Dalam upaya menemukan pengobatan COVID-19 untuk menyelamatkan jiwa pasien, para ilmuwan telah mencoba berbagai hal
- Kabar Australia: Telur Langka, Supermarket Membatasi Pembelian
- Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
- Dunia Hari Ini: Amerika Mengatakan Ada Kemajuan Dalam Mediasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun