Bisnis Asuransi Masih Stagnan
Selasa, 09 Februari 2016 – 10:59 WIB
Pertumbuhan bisnis asuransi yang belum signifikan tahun lalu diperkirakan akan berimbas hingga tahun ini. Pada 2015, rata-rata industri asuransi umum merevisi target 20-30 persen karena market belum kondusif.
Ketua Bidang Asuransi Kadin Jatim Rudy Bachtiar menyebutkan, tahun lalu industri asuransi umum hanya mampu mencapai 80 persen dari target. ''Industri yang banyak melakukan PHK itu kan pertanda bahwa perekonomian kita tidak tumbuh signifikan. Asuransi juga kena imbas,'' katanya.
Keadaan itu terjadi ketika rata-rata premi tidak tumbuh signifikan. Saat perusahaan asuransi A menyatakan preminya tumbuh, perusahaan asuransi lain akan turun. Artinya, pengumpulan premi hanya berputar dari market share asuransi satu ke asuransi lain. Bukan market share yang secara rata-rata memang tumbuh.
Salah satu penyebab zero-sum tersebut adalah sikap asuransi yang sangat prudent. Asuransi kini lebih menghindari meng-cover risiko-risiko besar pada beberapa industri. Misalnya, industri yang berbasis plastik, kertas, dan kayu. ''Mereka (industri, Red) bisa saja membayar premi mahal, tapi kami (asuransi) yang tidak mau. Sebab, kami sulit mencari back-up reasuransi yang mau meng-cover dengan nilai-nilai yang besar,'' ungkap Rudy.
Pertumbuhan bisnis asuransi yang belum signifikan tahun lalu diperkirakan akan berimbas hingga tahun ini. Pada 2015, rata-rata industri asuransi
BERITA TERKAIT
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita
- Pastikan Kenyamanan Penumpang saat Liburan Nataru, Kapal PELNI Jalani Uji Petik
- TTArtisan Meluncurkan 3 Lensa untuk Kamera Mirrorless, Harga Mulai Rp 2 Jutaan
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri