Bisnis e-Money, Bank Bisa Kalah oleh e-Commerce
Baik saat bertransaksi maupun ketika top up saldo. Bahkan, banyak diskon seperti TokoCash milik Tokopedia ataupun Go-Pay besutan Go-Jek.
”Sudah saatnya bank memperhatikan perkembangan perusahaan fintech yang bakal menjadi pesaing berat, terutama dalam bidang TI. Ini tantangan serius bagi bank kini dan ke depan,” tuturnya.
Memang, kebijakan baru dari BI baru akan berlaku bagi uang elektronik berbasis kartu.
Sementara itu, perusahaan fintech baru menjalankan bisnis uang elektronik berbasis akun.
Namun, menurut Paul, bank sebaiknya tidak menyepelekan persaingan tersebut jika ingin menjadi pemenang dalam bisnis uang elektronik.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, keuntungan dari bisnis uang elektronik itu sangat kecil.
Sebab, esensi dari bisnis tersebut lebih banyak mengarah pada edukasi nontunai kepada konsumen.
Jika ingin mengarah pada tujuan komersial, hal itu akan lebih baik bagi bank.
Bank Indonenesia (BI) mengizinkan penarikan biaya transaksi (fee) dari aktivitas isi ulang uang elektronik atau e-money.
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Snapcart Ungkap Marketplace Pilihan Brand Lokal dan UMKM
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- BTN Raih 2 Penghargaan di Ajang Global Retail Banking Innovation Awards 2024
- IESR Sebut IPO Menjadi Salah Satu Opsi Pendanaan Energi Terbarukan Melalui Bursa Efek
- SuperApp BYOND by BSI, Hadirkan 130 Fitur Layanan yang Aman Diakses