Bisnis Ganja di Thailand Menjamur, Pengedar Bebas Berkeliaran
Seorang warga bernama Kitty Chopaka masih tidak percaya kalau dirinya boleh menjual ganja selain dari permen rasa ganja di tokonya di daerah Sukhumvit.
"Ya ampun, saya tidak pernah terpikir hal seperti ini akan terjadi," ujar pendukung setia dilegalkannya ganja tersebut.
Kitty mengatakan muncul kebingungan di apotek, serta di kalangan pelanggannya, setelah pemerintah menegaskan ganja hanya boleh digunakan untuk keperluan pengobatan dan terapi saja.
Ekstrak ganja harus memiliki kurang dari 0,2 persen bahan kimia psikoaktif THC, namun belum ada undang-undang yang mengatur tumbuhannya yang dikeringkan.
Meski undang-undang melarang publik untuk merokok ganja di tempat umum, tidak ada aturan yang melarang merokok ganja di properti pribadi.
Sementara itu, di bagian Bangkok lainnya, tepatnya di Khao San Road, sudah banyak bermunculan toko ganja dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Soranut Masayavanich yang memiliki nama panggilan "Beer", dulunya adalah petani dan penjual ganja, meski dilakukan secara diam-diam.
Tapi sejak aturan berubah, ia langsung membuka toko di daerah perkotaan Sukhumvit.
Setelah Thailand melegakan ganja, pemandangan orang mengisap ganja di tempat umum tidak lagi mengejutkan, sementara bisnis ganja semakin menjamur
- Piala AFF 2024: Thailand Menikung Singapura, Malaysia Terancam
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- ASEAN Cup 2024: Kalahkan Singapura, Thailand Melaju ke Semifinal
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?