Bisnis Jam Tangan Matoa Bandung Tutup Gara-Gara Produk China
“Orang Indonesia yang penting harga murah dahulu. Jadi, dari 2019-2022 makin parah, makin turun. Untuk naik penjualan itu harus keluar biaya promosi yang berlipat-lipat, jadinya malah rugi, penjualan naik, tetapi biaya operasional naik juga,” ujarnya.
Karena tak mampu lagi memproduksi dengan biaya operasional yang makin tinggi, pada 2022 Lucky memutuskan untuk menghentikan sementara Matoa dan fokus pada bisnis barunya, yaitu kuliner.
Ada harapan dari Lucky saat hiatus, yakni produk serupa bisa menjual dengan harga bersaing.
“Kami berpikir siapa tahu barang-barang China ini enggak lagi menyulitkan (kemudian bisa) kami mulai lagi, tetapi ternyata 2022–2024 saat saya fokus di FnB karena maju, dan saya butuh satu keputusan yang jelas agar lebih fokus, baru diumumkan (tutup) 2025 setelah dua tahun (vakum),” tuturnya.
"Karena kondisinya sampai sekarang masih begini, enggak ada perubahan dan perlindungan pemerintah hampir enggak ada,” imbuh Lucky. (mcr27/jpnn)
Founder Matoa Lucky Danna Aria mengatakan, gempuran produk China sudah terjadi sejak 2019.
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
- TikTok Shop Muncul Lagi, DPR Waswas soal Serbuan Produk China
- Tidak Mudah Ditiru, Produk Herbal Indonesia Kuat Hadapi Serbuan Barang China
- Jam Tangan Kayu Lokal Ini Cocok Bagi yang Suka Tampil Unik
- Pameran 12 Ribu Produk China di JCC Senayan, Gadget hingga Peralatan Rumah Tangga
- Bea Cukai Amankan Sejuta Rokok Ilegal, Saat Dibuka, Tulisannya Mengejutkan
- Jam Tangan Kayu Ramah Lingkungan, Gratis Ganti Baterai Seumur Hidup