Bisnis Konstruksi di Tasmania Memperkerjakan Migran dan Pencari Suaka

Bahasa Inggris juga seringkali menjadi tantangan terbesar bagi para pengungsi.
Kesulitan berbahasa Inggris membuat proses mencari kerja, mulai dari menulis resume hingga wawancara, menjadi tantangan berat.
"Tapi perusahaan seperti ini menolong mereka untuk bisa belajar sambil bekerja ... sisi praktik dari pekerjaan itu memudahkan mereka belajar bahasa Inggris dengan lebih cepat," kata Jal.
'Bersyukur bisa datang ke sini'
Tony Htoo pindah ke Hobart ketika usianya baru 11 tahun.
Sebelumnya, ia hanya tahu bagaimana hidup di kamp pengungsi Thailand, karena lahir dan besar di sana dengan keluarga inti dan saudaranya.
Ketika tiba di Tasmania, belajar bahasa Inggris dan beradaptasi dengan kebudayaan berbeda ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
"Saya bersyukur karena bisa datang ke sini ... saya tidak punya kesempatan sekolah di Thailand tapi di sini bisa," katanya.
Meski mensyukuri kesempatan sekolah, Tony mengatakan dirinya "nakal ketika di sekolah".
Sebuah perusahaan konstruksi di Australia sengaja mempekerjakan migran dan pencari suaka Hasilnya cukup menjanjikan
- Ini Peran Polisi Australia dalam Menguak Kasus Kekerasan Seksual Eks Kapolres Ngada
- Dunia Hari Ini: Melbourne Siap Menggelar Balapan Formula1 di Akhir Pekan
- Erick Thohir Mania Optimistis Timnas Indonesia Menang Lawan Australia dan Bahrain
- Diterpa Badai Cedera, Timnas Australia Panggil Banyak Debutan
- Gubernur Herman Deru Apresiasi Australia Perpanjang Kerja Sama Kelola IPAL di Palembang
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas Setelah Kereta di Pakistan Dibajak