Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI
Jemput Bola , Tolak Rupiah, dan Enggan Tamu Afrika
Senin, 18 Mei 2009 – 06:23 WIB
Di antara para pejalan kaki tampak beberapa gadis berpakaian seksi yang bergerombol di antara dua mobil Toyota Avanza yang di parkir berlawanan. Kap belakang dua mobil itu dibuka dan disatukan sehingga menjadi semacam atap. Jika dilihat sekilas, mereka normal layaknya anak-anak muda yang sedang nongkrong atau kongko-kongko di keramaian.
Tak lama kemudian, tiga pria berambut pirang tampak berjalan mendekat. Salah seorang di antara mereka mengenakan jas lengkap dan tanda delegasi WOC. Mereka dibimbing seorang pria perlente yang tampak fasih berbicara bahasa Inggris.
Sejurus kemudian, bule-bule itu pun bersalaman dan bercipika-cipiki dengan para gadis-gadis bertubuh semampai dan berkulit putih mulus tersebut. Jawa Pos yang kebetulan sedang menunggu taksi di depan gedung pertemuan internasional menyempatkan diri mendekat dan mendengar kalimat-kalimat tawar-menawar harga.
''This much, Wo?'' kata bule itu sembari mengeluarkan isyarat dengan dua jari. Tapi, sang pria yang dipanggil Wo itu menggeleng. Dia kemudian berbisik kepada bule itu, sedangkan sang bule tampak mengangguk-angguk. Tak lama kemudian bule itu mengeluarkan dompet dan merapatkan badan ke bodi mobil. Beberapa lembar dolar tampak diselipkan ke dalam kaca mobil yang setengah terbuka. Seorang wanita paro baya lantas membuka kaca hingga separo dan mengeluarkan tangan menerima uang dan bersalaman dengan bule itu. Tanpa risi, para bule itu lantas memilih pasangan masing-masing.
Menjadi tuan rumah dua acara internasional World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) sekaligus membuat Kota Manado supersibuk.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408