Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI

Jemput Bola , Tolak Rupiah, dan Enggan Tamu Afrika

Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI
Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI
Berdasar pengamatan, terlihat bahwa dagangan bibir manado itu laris manis. Tak lebih dari tiga jam, semua wanita sudah saling bergantian kembali dari ''bertugas''. Jika dihitung secara kasar, di antara sebelas wanita yang dijajakan rata-rata satu atau dua kali di-booking pria-pria asing. Jika dirata-rata, pendapatan mami dalam semalam Rp 33 juta.

''Ini namanya jemput bola, Bang. Kalau tak begitu, mereka sulit laku karena tak ada lokalisasi di kota ini,'' ujar Steven, seorang sopir mobil sewaan yang ikut menyaksikan ''counter'' noni Manado di dekat lokasi WOC itu. ''Pulsa habis isi lagi. Pikiran capai jadi semangat lagi,''gurau Steven ketika seorang di antara mereka melintas di depannya.

Tak hanya di sekitar lokasi WOC, suasana di Jalan Boulevard yang berada di bibir laut Manado juga lebih ramai sejak even internasional itu dimulai pada awal pekan lalu. Rabu malam lalu (13/5), warung-warung di tepi pantai yang menjadi titik hot spot untuk mencari PSK di Manado itu telihat penuh. Maklum, hari itu adalah hari ketiga gawe besar tersebut.

Malam itu juga terdapat banyak pasangan lintas negara alias cewek Indo dan lelaki bule yang sedang menikmati suasana pantai sambil makan ikan bakar dan menu-menu lain di sana. Di antara para wanita yang sedang menemani bule itu tampak seorang orang gadis yang dikenali Jawa Pos dari lokasi WOC.

Menjadi tuan rumah dua acara internasional World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) sekaligus membuat Kota Manado supersibuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News