Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI

Jemput Bola , Tolak Rupiah, dan Enggan Tamu Afrika

Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI
Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI
Siang sebelumnya, sang gadis ikut meramaikan acara dan menjadi panitia lokal. Setelah malam menjelang, dia melanjutkan tugasnya menemani delegasi dan berlanjut hingga ke atas ranjang. Ditemui di lokasi pada esok harinya, gadis itu hanya bisa tersipu ketika ditanya mengenai hal itu. Ketika Jawa Pos mengambil gambar dengan sembunyi-sembunyi, dia mulai terlihat terganggu.

Merasa menjadi pusat perhatian, dia akhirnya datang menghampiri. Setelah bercakap-cakap cukup lama, dia pun membeberkan kisah singkatnya di sela jam istirahat siangnya kemarin. ''Ini sampingan saja, Bos,'' ujar Janet, bukan nama sebenarnya.

Jawa Pos juga bertanya yang mana pekerjaan sampingan, menjadi panitia WOC atau PSK? Gadis berusia 23 tahun itu pun tertawa, lalu menjawab, ''Dua-duanya karena saya sebenarnya mahasiswi,'' ujar gadis berkulit mulus itu. Dia lantas menuturkan bahwa even yang dirancang sejak setahun lalu itu memang sudah dinanti-nanti para PSK setempat. Menurut Janet, ini adalah momen mendulang emas karena mereka berkesempatan menaikkan harga semaunya. Apalagi, jumlah peserta dan rombongan acara itu diperkirakan 3.500-4.000 orang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Namun, bekerja dengan pelanggan warga asing bukan tanpa risiko. Rita mengaku tidak seberani teman-teman yang lain ketika mendapatkan pelanggan. ''Yang paling takut kalau sudah didekati orang kulit hitam. Saya dengar, mereka suka minta aneh-aneh. Jadi pilih aman saja,'' ujarnya.

Menjadi tuan rumah dua acara internasional World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) sekaligus membuat Kota Manado supersibuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News