Bisnis Pengiriman Uang Ke Indonesia Kesulitan Karena Susahnya Membuka Akun Bank
Tingkat ketergantungan akan kiriman dana dari Australia terus meningkat dengan dalam 10 tahun terakhir, dengan peningkatan pengiriman uang mencapai 100 persen.
Salah satu dampak dari penutupan akun penyedia jasa layanan pengiriman uang adalah pengiriman uang ke Afrika semakin sulit dilakukan karena jasa pengiriman uang tidak bisa menggunakan bank biasa.
Seperti yang dirasakan oleh Mohamed Ibrahim seorang pebisnis bidang eletronik sudah menjadi pemegang akun di Commonwealth Bank.
Dia sering mengirimkan dana sekitar $1 juta, atau sekitar Rp10 miliar per bulan ke Somalia.
Akunnya di Commonwealth Bank ditutup minggu lalu dan sekarang sudah mencoba membuka akun di 14 bank terpisah namun semuanya menolak.
Masalahnya, menurut Ibrahim, ketakutan ada pada kalangan perbankan sendiri.
"Ada istilah di Australia mengenai 'dampak yang tidak diperkirakan sebelumnya' dan itulah yang terjadi," kata Ibrahim.
Karenanya, warga yang mengirimkan uang harus membawa uang tunai, atau mengirimkan dengan cara-cara lain, yang malah tidak masuk dalam pantauan pihak berwenang.
Nilai kiriman uang dari warga Australia ke seluruh dunia untuk membantu keluarga di negara asal mereka mencapai lebih dari Rp 10 triliun setiap tahunnya
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Pasutri Pekanbaru Kehilangan Uang Rp 3,2 Miliar di Bank
- BTN Raih 2 Penghargaan di Ajang Global Retail Banking Innovation Awards 2024
- LPS Dorong Masyarakat Disiplin Menabung untuk Kemerdekaan Finansial
- IESR Sebut IPO Menjadi Salah Satu Opsi Pendanaan Energi Terbarukan Melalui Bursa Efek
- SuperApp BYOND by BSI, Hadirkan 130 Fitur Layanan yang Aman Diakses