Bisnis Properti Cerah
Selasa, 17 Juni 2008 – 12:15 WIB
Satu lagi bukti bahwa sektor ini akan terus menggeliat adalah dalam lima tahun ada 155 ribu rusunami yang dibangun oleh pengembang besar. Panangian menyatakan, investasi properti di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan negara-negara lainnya. "(Sebab), return properti di Indonesia jauh lebih tinggi daripada return properti di luar negeri," paparnya. Di Indonesia, harga properti bisa dibilang termurah di Asia, namun tingkat return-nya tertinggi. Karena itu, dia menilai, dibandingkan dengan instrumen investasi lain, seperti saham, obligasi, dan deposito, sektor properti masih lebih solid.
Baca Juga:
Dia mencontohkan, total return untuk tanah bisa mencapai 17 persen setahun. Kemudian, untuk ruko dan rukan, return-nya hingga 21 persen per tahun. Hasil riset Global Property Guide menunjukkan, imbal hasil rata-rata sewa properti per tahun di Jakarta mencapai 13,4 persen. Sedangkan di Kuala Lumpur (Malaysia), Seoul
(Korsel), Bangkok (Thailand), dan Singapura masing-masing hanya 8,91 persen; 8,75 persen; 7,64 persen; dan 2,8 persen.
Kondominium juga menjadi pasar yang potensial untuk warga negara asing (WNA). Panangian menghitung, dengan 55 ribu WNA per tahun, dengan rata-rata investasi kondominium sebesar Rp 2 miliar per tahun, maka nilainya akan mencapai Rp 110 triliun per tahun. "Hal tersebut menjadi bukti bahwa Indonesia bakal menjadi macan properti Asia," ujarnya.
Secara terpisah, Presdir PT Bakrieland Development Tbk, emiten properti berkapitalisasi pasar terbesar di lantai bursa, Hiramsyah S. Thaib, mengatakan, sektor properti tidak akan terimbas kenaikan suku bunga KPR yang direncanakan industri perbankan. ”Kenaikannya tidak signifikan. Artinya, tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor ini,” ujarnya.
Hiramsyah mengemukakan, sektor menengah akan menjadi penopang bagi pertumbuhan sektor ini. Kekhawatiran akan terjadinya kredit bermasalah akibat kenaikan suku bunga KPR tidak akan terjadi karena konsumen di segmen menengah terbilang stabil dalam pendapatan. Sehingga, pembayaran kreditnya tidak akan terlalu bermasalah. (eri)
JAKARTA - Berbeda dengan sejumlah sektor lainnya yang diprediksi melambat pada tahun ini, sektor properti justru diramal bakal semakin menjanjikan.
BERITA TERKAIT
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Mantap! Unilever Indonesia Raih Penghargaan di Ajang CSA Awards
- Bea Cukai Tindak Rokok Ilegal di Kendari, Selamatkan Potensi Kerugian Negara Ratusan Juta
- Prudential Indonesia Berdayakan Lebih dari 20 Juta Perempuan Cerdas Kelola Keuangan
- Bea Cukai Tinjau Langsung Proses Bisnis Perusahaan Ini
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar