Bisnis Rental Orang di Jepang: Berawal dari Sakit Hati

Ada pula klien yang ingin ditemani beli baju untuk dipakai bertemu putranya yang tidak pernah dilihatnya selama 35 tahun atau klien yang ingin memastikan suaminya tidak nakal.
Mayoritas hanya ingin ngobrol dan mendapat nasihat dari orang yang lebih tua. Beberapa klien di Ossan Rental adalah orang yang ingin bunuh diri dan butuh teman untuk berbicara. Nishimoto mengaku dirinya melihat begitu banyak drama saat melayani para klien.
Nishimoto awalnya tak mau merekrut orang. Dia takut pegawai yang direkrutnya akan berulah. Tapi, lama-kelamaan, kliennya kian banyak. Mau tak mau dia butuh tambahan tenaga.
Dia juga harus memberikan pilihan yang variatif kepada kliennya. Seleksi ”pegawai” dilakukan dengan ketat. Kini dia punya 78 anak buah dengan usia 30-an hingga 70-an tahun.
Sebagian besar pegawainya tak berulah. Paling hanya datang terlambat atau bicaranya terlalu ”menjurus”. Bagi para pegawainya, Ossan Rental telah membantu mereka untuk merasa berguna bagi masyarakat.
”Banyak orang ingin menjadi anggota Ossan Rental. Mereka merasa pekerjaan ini keren dan ingin berkontribusi untuk masyarakat,” ujarnya seperti dilansir Japan Times. (sha/c10/dos)
Cukup dengan membayar JPY 1.000 atau Rp 128 ribu per jam pelanggan bisa menyewa orang dan memintanya melakukan apa saja
Redaktur & Reporter : Adil
- Menlu China Minta Warga Jepang Setop Dukung Taiwan, Ungkit Dosa Era Perang Dunia II
- Arbani Yasiz Ungkap Alasan Melamar Kekasih di Jepang, Ternyata
- GYS Luncurkan Baja Tahan Gempa Plus, Lebih Hemat Biaya
- BNI Bersama JCB Gelar Lucky Draw Berhadiah ke Universal Studio Jepang
- Bahrain Bawa Komposisi Pemain Solid, Timnas Indonesia dan Jepang Mesti Waspada
- Kementan Bersama NCA dan UGM Menggelar Konsultasi Bekerja di Pertanian Jepang