Bisnis Sarang Walet Masih Lesu
Harga Rp 8 Juta per Kilogram
Minggu, 23 Oktober 2011 – 13:35 WIB
SAMPIT - Anjloknya harga sarang walet rumahan (SWR) masih dirasakan beberapa pembudidaya burung walet, khususnya di sentra penangkaran Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Samuda, Kabupaten Kotawaringin Timur. Pasalnya, harga jual terbilang masih rendah, yaitu sekitar Rp 8 juta per kilogram. "Harga Rp 8 juta per kilogram itu, sarang mangkuk kualitas baik seperti sedikitnya kotoran ataupun bulu pada sarang. Kalau masih terdapat kotoran atau bulu, maka nilai sarang hanya pada kisaran Rp 5 juta sampai Rp 6 juta per kilonya," papar H Mastur.
Sejumlah pengusaha rumah burung walet di Samuda menyebutkan, nilai jual SWR masih belum beranjak normal. Harga per kilogram untuk sarang mangkuk super (bersih sedikit kotoran) tetap pada kisaran di bawah Rp 10 juta per kilogram. "Informasi dari teman-teman pengepul, harga belum normal, sekarang ini nilai jual masih pada kisaran Rp 7 juta sampai Rp 8 juta per kilonya untuk sarang mangkuk, sementara sarang sudut berada di kisaran Rp 4 juta Rp 5 juta," ujar Ketua Himpunan Petani / Penangkar Walet Samuda (HP2WS) H Mastur.
Baca Juga:
H Mastur menambahkan, kendati nilai jual sekarang mencapai Rp 7 juta hingga Rp 8 juta, para pengepul sangat selektif dalam memilih kualitas sarang yang akan dibeli. Mereka tidak sembarangan membeli karena harus melalui kriteria pemilihan sarang yang bagus.
Baca Juga:
SAMPIT - Anjloknya harga sarang walet rumahan (SWR) masih dirasakan beberapa pembudidaya burung walet, khususnya di sentra penangkaran Kecamatan
BERITA TERKAIT
- Pj Gubernur Sumut Apresiasi Antusiasme Masyarakat di Ajang Aquabike 2024
- Bocah Tenggelam di Aliran Bendungan Sukajaya Palembang, Tim SAR Langsung Bergerak
- Calon Bupati Biak Numfor Diduga Melakukan Pencabulan
- Geram Melihat Sampah di TPS Mandala Krida, Menteri LH Panggil Pemkot Yogyakarta
- Pemkot Tangsel Pastikan Pembangunan SDN Ciputat 01 Sesuai Target
- Konon Kerugian Negara di Kasus SPPD Fiktif DPRD Riau Capai Rp 100 Miliar Lebih, Ini Kata BPKP