Bisnis Satwa Ilegal Meningkat
Sabtu, 16 Maret 2013 – 11:51 WIB
“Semua perbuatan itu dikenakan pasal pidana yang sama UU No 5/1990, pasal 21 dan pasal 40. Pidananya maksimal lima tahun kurungan atau denda Rp100 juta,” beber Edi.
Baca Juga:
Di Sumsel, satwa langka yang paling banyak dibisniskan seperti siamang, jenis primata, kera ekor panjang, burung elang, dan burung paru bengkok. “Walaupun sudah dilakukan sosialisasi secara rutin setiap minggu, tapi masih ada saja pedagang nakal. Mungkin karena banyaknya permintaan dari konsumen serta tingginya harga jual sehingga mereka nekat,” cetusnya.
Hewan-hewan langka itu didatangkan dari beberapa daerah di Sumsel, seperti Banyuasin, Muba, dan Lubuklinggau. Edi mengatakan, sudah ada beberapa pedagang yang menerima sanksi dan ditahan pihak kepolisian, serta dilakukan penyitaan hewan untuk memberikan efek jera bagi yang lain. “Sekarang ini, ada 221 jenis hewan dilindungi karena terancam punah,” pungkasnya. (cj6/ce1)
PALEMBANG - Perdagangan satwa secara ilegal di Sumsel meningkat tajam. Terbukti, dengan ditemukannya beberapa satwa langka yang seharusnya dilindungi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Banjir Akibat Luapan Sungai di Medan: 7.699 Rumah Terendam, 24.874 Warga Terdampak
- Marisa Putri, Mahasiswi Penabrak Wanita di Pekanbaru Dituntut 8 Tahun Penjara
- Kronologi Pelajar SMK Hanyut di Air Terjun Lahat
- Cegah Konflik Sampai Tahapan Pilkada Selesai, Polda Sumsel Siapkan Strategi Khusus
- Pelajar SMK di Lahat Hanyut, Tim SAR Bergerak Melakukan Pencarian
- 3 Orang Tewas dalam Kebakaran di Palembang