Bisnis Setan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bisnis Setan
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Nama-nama itu dipakai sebagai sensasi dan bagian dari marketing gimmick, sebuah trik marketing untuk membuat konsumen tertarik.

Nama-nama seram itu dipakai untuk memberi identitas kepada menu yang ekstrem, terutama tingkat kepedasannya. 

Banyak di antara nama-nama itu yang ditempelkan sekadar untuk sensasi marketing saja. 

Es genderuwo hanya es biasa dan es pocong pun tidak banyak bedanya dari minuman lain.

Di Surabaya, nama-nama makanan yang seram menjadi sensasi marketing sejak dekade 1990-an.

Salah satu yang paling fenomenal adalah ‘’Rawon Setan’’ yang membuka gerai di Jl Embong Malang di pusat kota Surabaya. 

Tidak ada yang seram dalam gerai rawon ini, dan tidak ada yang menakutkan dalam menu rawon.

Bentuk kuah rawon yang hitam pekat memang sudah menjadi ciri khas rawon di mana pun, tidak ada hubungan dengan setan.

Gacoan oleh MUI diterjemahkan sebagai taruhan, sehingga dianggap ada unsur judi dalam nama itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News