Bisnis Setan
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Nama-nama itu dipakai sebagai sensasi dan bagian dari marketing gimmick, sebuah trik marketing untuk membuat konsumen tertarik.
Nama-nama seram itu dipakai untuk memberi identitas kepada menu yang ekstrem, terutama tingkat kepedasannya.
Banyak di antara nama-nama itu yang ditempelkan sekadar untuk sensasi marketing saja.
Es genderuwo hanya es biasa dan es pocong pun tidak banyak bedanya dari minuman lain.
Di Surabaya, nama-nama makanan yang seram menjadi sensasi marketing sejak dekade 1990-an.
Salah satu yang paling fenomenal adalah ‘’Rawon Setan’’ yang membuka gerai di Jl Embong Malang di pusat kota Surabaya.
Tidak ada yang seram dalam gerai rawon ini, dan tidak ada yang menakutkan dalam menu rawon.
Bentuk kuah rawon yang hitam pekat memang sudah menjadi ciri khas rawon di mana pun, tidak ada hubungan dengan setan.
Gacoan oleh MUI diterjemahkan sebagai taruhan, sehingga dianggap ada unsur judi dalam nama itu.
- Strategi Telkom Memperbaiki Harga Saham TLKM
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- MUI Imbau Umat Islam Pilih Pemimpin yang Berintegritas, Tidak Terima Suap dan Politik Dinasti
- Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
- NCCR &I CSP Kembali Gelar ASRRAT 2024
- Arasoft Dorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia