Bisnis Wisata di Bromo Tiarap
Rabu, 24 November 2010 – 10:25 WIB
Hal yang sama juga dikatakan manajer Hotel Bromo Permai Hendra. Menurutnya, rute perjalanan wisatawan asing berkisar pada 3 B, yakni Borobudur, Bromo dan Bali. Nah, erupsi yang terjadi pada Gunung Merapi membawa dampak pada kunjungan wisatawan ke Borobudur, begitu pula ke Bromo.
Baca Juga:
"Jadi mereka sebenarnya menggagalkan kunjungan bukan karena status Bromo, melainkan karena imbauan Gubernur untuk menutup sementara wisata Gunung Bromo" ujar Hendra. Menurutnya, yang terpengaruh status Gunung Bromo adalah wisatawan lokal saja.
Dengan status siaga hingga jadi awas, radius larangan bagi wisatawan bertambah, dari semula 1 km menjadi 3 km dari puncak Bromo. Dengan radius itu, tempat wisata lain di kawasan Bromo yang bisa ditawarkan hanya Penanjakan 2 dan Mentigen di sisi timur pos pengamatan Gunung Bromo. Dari dua tempat itu, wisatawan bisa menikmati Sunrise dan Sunset.
Hotel Cemara Indah yang memiliki 38 kamar juga mengalami hal serupa. "Dalam keadaan normal, kamar yang terpakai antara 10-20 kamar. Tapi sekarang hanya 2-3 kamar saja," ujar Aris selaku manajer hotel tersebut. Padahal, kini dengan status awas, para wisatawan dari semua jalur menuju Bromo sudah akan distop. (qb/yud)
MENINGKATNYA status Gunung Bromo akhir-akhir ini membuat bisnis wisata terutama perhotelan jadi tiarap. Tren okupansi hotel terus mengalami penurunan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi