Bisnis Yachting Sabang-Langkawi-Phukat Bakal Dipromosikan

jpnn.com, BANGKOK - Tidak ada rival abadi. Hanya ada kepentingan yang abadi. Itulah yang membuat Indonesia - Malaysia duduk bersama, kompak untuk tujuan yang sama.
Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dan Deputy Minister of Tourism and Culture Malaysia Datuk Mas Ermieyati Samsudin terlihat nyaman bercerita dan ujungnya saling support.
Pariwisata tidak mengenal batas-batas teritori negara. Pariwisata itu borderless.
Keduanya pun naik ke panggung menyaksikan MoU Signing on Marine Tourism Triangle Cooperation Langkawi - Phuket - Sabang.
"Kami ingin membangun segitiga yacht and cruise antara Sabang-Langkawi-Phuket, tiga negara dalam satu aktivitas sailing," kata Arief pada 26 April lalu.
Tujuannya, setelah Sail Sabang 2017, pada Desember nanti, ada bisnis marine tourisme yang menghubungkan toga marina dan port itu.
"Sehingga Sail Sabang tidak berhenti di event Sail Sabangnya. Tapi diikuti dengan bisnis nya agar suitainable," paparnya.
Pihak-pihak yang menandatangani MoU tersebut antara lain Halim Mazmin Berhad and Sabang Free Trade Zone and Free Port Authority on Cooperation in Fishery, Port and Tourism.
Tidak ada rival abadi. Hanya ada kepentingan yang abadi. Itulah yang membuat Indonesia - Malaysia duduk bersama, kompak untuk tujuan yang sama.
- Backstagers Indonesia Serahkan Manifesto Peta Jalan Industri Event ke Kemenpar
- Menpar Widiyanti Sampaikan 3 Poin Utama yang Perlu Diperbaiki di RUU Kepariwisataan
- Wamenpar Ajak Wisatawan Nikmati Wisata Alam di DeLoano Glamping Magelang
- Endry Lee, Sosok di Balik Kesuksesan MensaPro Indonesia
- Komisi VII DPR Minta Pemerintah Pastikan Libur Nataru Aman dan Nyaman
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah