Bisnis yang Terdampak Penutupan Internasional dii Australia Berharap Bantuan Negara
Kirk Yan mengatakan dia berharap pemerintah Australia akan mengembalikan kuota untuk migran trampil ke jumlah sebelum pandemi, dan membuka lebih banyak kategori migrasi untuk bisa masuk ke Australia.
"Mungkin di industri lain mereka sudah melihat cahaya di ujung terowongan," katanya.
"Industri kami jelas masih berada di dalam terowongan, dan tidak ada cahaya di ujungnya."
Permintaan pengurangan pajak
Di sekitar kampus Monash University di Clayton, banyak bisnis menjadi lesu karena kurangnya mahasiswa asing dan beberapa toko dan restoran masih tutup.
Flora Lu yang memiliki cafe di salah satu pusat studi di kampus mengatakan meski sudah ada mahasiswa yang kembali ke kampus sejak bulan Februari, namun dia mengatakan yang datang ke cafenya masih terbatas.
Flora Lu mengatakan biaya untuk menjalankan bisnisnya meningkat setelah lockdown dicabut namun pendapatan warga masih tetap sama atau bahkan menurun.
"Jadi mereka berhati-hati dengan pengeluaran dan karenanya saya tidak menaikkan harga sesuai dengan inflasi," katanya kepada ABC.
Lebih setahun setelah pandemi, bisnis di Australia yang semula menggantungkan diri pada wisatawan dan mahasiswa internasional masih berjuang tanpa ada kejelasan kapan akan membaik
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu