Bjorka Shinta

Oleh: Dahlan Iskan

Bjorka Shinta
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka Shinta –nama lengkapnyi Shinta Dhanuwardoyo– bikin terobosan. Dia membangun tim ESport wanita. Anggotanyi juga lima orang. Semua dari Indonesia.

"Dari 120 juta pemain game itu wanitanya 46 persen," katanyi. "Tetapi dalam setiap kompetisi, tim wanita selalu dianaktirikan," katanyi. "Hadiah untuk tim wanita biasanya hanya 10 persen hadiah tim laki-kali," tambahnyi.

Shinta pernah mengadakan turnamen game secara offline. Sebelum pandemi. Yang ikut 7.000 orang. Yang menonton secara streaming 1,5 juta orang.

Membangun tim ESport tidak murah. Shinta pilih membeli tim yang sudah jadi. Mirip di dunia sepak bola benaran. Jual beli tim ESport juga biasa. Tim itu punya value tersendiri.

Saya pun melihat company profile tim milik Shinta itu. Mirip sekali dengan profile klub olahraga profesional di dunia  nyata.

Tentu anggota tim Morph juga dibayar bulanan. Lebih tinggi dari pemain sepak bola Liga Indonesia. Sering ada kejuaraan antar tim ESport. Namun masih belum ada liganya.

Shinta hanya lahir di Indonesia. Masa kecilnyi di Manila. Orang tuanyi adalah pejabat di Bank Pembangunan Asia –berpusat di Filipina. Dia kuliah di Oregon University dan melanjutkan S2 di Portland University, Oregon juga.

Tentu Shinta tetap menekuni komitmen sebelumnya: membina start up di Indonesia. Dia mendirikan platform startupindonesia.co. Dengan platform itu Shinta lebih menyederhanakan pekerjaan.

Begitulah. Saya benar-benar tidak jadi menulis tentang Bjorka. Anda pun pasti lebih senang membaca tentang Shinta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News