Bjorka

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bjorka
Peretas yang mengatasnamakan diri sebagai Bjorka mengeklaim telah membobol keamanan siber milik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ilustrasi Foto: Antara

Publik baru sadar bahwa data mereka yang dibobol dari Facebook ternyata jatuh ke tangan para oportunis politik yang tega membohongi rakyat dengan berita bohong.

Hoaks bermunculan selama kampanye Trump dan kampanye Brexit. 

Donald Trump merasa enteng saja bicara mengenai hal-hal yang tidak berdasar. 

Lawan politiknya menyebut bohong, tetapi Trump menyebutnya ‘’post-truth’’, pasca-kebenaran. 

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg diadili oleh Kongres Amerika dan dimintai pertanggungjawaban atas kebobolan itu. 

Zuckerberg mengaku bersalah dan meminta maaf kepada pemerintah dan rakyat Amerika. 

Tragedi ini bisa terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Kalau data masyarakat yang bobol itu jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab, data itu bisa dipakai untuk disinformasi dan untuk menyebarkan hoaks. 

Berbagai data diretas oleh Bjorka, termasuk data level dewa milik Presiden Jokowi dan milik beberapa menteri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News