BKD Maluku Utara Harus Bertanggung Jawab
jpnn.com - TERNATE -- Pengumuman hasil seleksi CPNS jalur Honorer Kategori 2 (K2) yang munculkan gejolak di beberapa wilayah di Maluku Utara (Malut) mengundang perhatian sejumlah pihak.
Akademisi Unkhair Ridha Ajam mengatakan, gejolak ini mengindikasikan ketidakberesan rektrutmen honorer K2. Menurut Ridha, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dengan kekisruhan saat ini.
"Ini akibat permainan antara SKPD dan BKD yang dilakukan sejak awal. SKPD berupaya menambah jumlah honorer, ini biasanya tanpa sepengetahuan bupati. Akibatnya banyak yang protes terhadap hasil seleksi," ujarnya.
Selain itu, kata Ridha, pemerintah pusat melalui KemenPAN-RB juga tidak memperhitungkan dari awal terkait mekanisme atau kriteria kelulusan.
"Pihak KemenPAN-RB tidak melakukan klasifikasi terlebih dahulu terhadap honorer, misalnya tentang masa kerja atau pengabdian. KemenPAN-RB hanya memakai passing grade hasil tes tertulis. Jadi siapa yang mengikuti tes dengan baik, merekalah yang berpeluang lolos,"Â ungkapnya.
Ridha yang juga Direktur I Konsorsium Makuwaje ini lantas mengatakan kepala daerah seharusnya bersikap tegas terhadap masalah ini.
"Jika ada dugaan manipulasi honorer K2, maka bupati atau wali kota harus menindak kepala BKD serta pimpinan SKPD yang terlibat dalam memanipulasi data honorer," tandasnya. (tr-01/fai)
TERNATE -- Pengumuman hasil seleksi CPNS jalur Honorer Kategori 2 (K2) yang munculkan gejolak di beberapa wilayah di Maluku Utara (Malut) mengundang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Karyawati Korban Penganiayaan Anak Bos Toko Roti Ungkap Fakta Ini di DPR
- Irjen Djoko Minta Maaf Gegara Brigadir AKS Tembak Mati Warga
- Bea Cukai dan Pemkab Lumajang Ungkap Hasil Penindakan BKC Ilegal
- Terungkap saat RDP di Komisi III, Anak Bos Toko Roti Pernah Bilang Kebal Hukum
- Kiai Toni Wanggai Sebut Nahdiyin Papua Kecewa sama PBNU
- Malam-malam, KPK Menggeledah Kantor BI, Ada Kasus Korupsi Apa?