BKKBN Dukung Pembentukan Posyandu Remaja, Kunci Keberhasilan Bonus Demografi

BKKBN Dukung Pembentukan Posyandu Remaja, Kunci Keberhasilan Bonus Demografi
Dokter Hasto dalam sambutannya saat menjadi pembicara pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah secara daring, Minggu (14/01). Foto: dok BKKBN

"Nah, itulah pentingnya posyandu remaja,” papar Dokter Hasto.

Pada bagian lain, dokter Hasto menuturkan bahwa isu stunting yang harus disosialisasikan pada posyandu remaja antara lain tentang penyebab stunting.

Di antaranya asupan gizi yang kurang bagus, tidak imunisasi sehingga suka sakit-sakitan atau pola asuh yang kurang bagus termasuk juga dampak stunting seperti tidak cerdas dan sakit-sakitan di hari tua.

Remaja juga harus memahami bahwa sebelum berkeluarga ada fungsi yang harus dijalankan dalam keluarga. “Mereka harus tahu bagaimana fungsi agama bahwa remaja laki-laki menjadi khalifah atau pemimpin di dalam keluarga," urai dokter Hasto.

Dokter Hasto mengatakan remaja laki-laki harus memiliki nilai lebih dari segi ilmu, dari usia dan lebih dari sisi kedewasaan dan finansial. Karena bagaimanapun juga laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga.

"Jadi, kesiapan-kesiapan bahwa menghayati pernikahan adalah separuh dalam menjalankan agama, saya kira itu penting sekali disampaikan pada posyandu remaja,” tandas dokter Hasto.

Terkait dengan prekonsepsi lebih penting dari prewedding, juga penting disosialisasikan. Kata dokter Hasto, sudah sunnatullah bahwa kualitas sel telur perempuan disiapkan sejak tiga bulan sebelum terjadinya pembuahan. Begitu pula sperma, terbentuk pada 73 sampai 75 hari sebelum pembuahan terjadi.

Perkawinan usia muda

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo mengatakan remaja menjadi bagian yang sangat menentukan bagi perkembangan bangsa Indonesia ke depan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News