BKP Kementan Mendorong Komersialisasi Produk Pangan Lokal

BKP Kementan Mendorong Komersialisasi Produk Pangan Lokal
Plt. Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Riwantoro menyerahkan trofi kepada pemenang Festival Pangan Lokal (FPL). Foto: BKP Kementan

jpnn.com, KENDARI - Pengembangan pangan lokal ke arah industri dan komersialisasi sangat penting dilakukan. Mengingat berbagai tantangan ke depan seperti pergeseran pola konsumsi pangan yang mengarah pada konsumsi makanan jadi mencapai di atas 30 persen dari pengeluaran konsumsi per kapita/bulan. Selain itu, ada pergeseran komposisi penduduk usia produktif sekitar 68,75 persen dari total populasi pada tahun 2020.

"Ini menjadi peluang sekaligus tantangan dalam penyediaan pangan komersial, untuk menumbuhkan bisnis pangan lokal," kata Plt. Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Riwantoro mewakili Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan), saat penyerahan trofi kepada pemenang Festival Pangan Lokal (FPL) di lokasi pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Kendari, Sabtu (2/11).

Pangan lokal komersial merupakan pangan yang memiliki nilai ekonomis, dan diharapkan memiliki daya saing yang kuat. Diterima masyarakat dengan harga terjangkau, namun tetap bergizi.

Riwantoro berharap, melalui FPL ini tidak hanya dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA), tetapi juga mendorong kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan olahan pangan lokal yang bernilai komersil.

"Dengan semangat kemandirian pangan, mari kita kembangkan dan promosikan beragam olahan pangan lokal yang kita miliki, sehingga dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk pangan lokal" tutur Riwantoro yang juga Sekretaris BKP.

FPL yang menjadi agenda tahunan dalam HPS, diikuti 34 provinsi yang menampilkan berbagai produk olahan pangan sesuai potensi dan sumberdaya lokal yang dimiliki. Pangan lokal yang dinilai terdiri dari tiga kluster yaitu, serealia, sagu, dan umbi-umbian. Serealia meliputi jagung, jawawut, sorgum. Umbi-umbian meliputi singkong, talas, ganyong, dan lainnya.

Suharti, salah satu peserta dari Natuna Provinsi Kepulauan Riau mengungkapkan antusiasmenya dalam penyelenggaraan FPL ini. "Saya sangat senang mendapat kesempatan mengenalkan berbagai produk olahan dari sagu di sini," ungkapnya. Ia juga menuturkan produk olahan berupa cake brownies sagu banyak digemari dan sudah dipasarkan kepada masyarakat.

Melalui FPL, Riwantoro berharap pangan lokal dapat dikenal lebih luas lagi. "Bisnis pangan lokal yang bapak dan ibu kembangkan agar lebih maju lagi dengan inovasi baru yang terus menerus," ujarnya.

BKP Kementan mendorong pengembangan pangan lokal ke arah industri dan komersialisasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News