Blaar! Perempuan Muda Itu Tersungkur, Merangkak ke Jendela, Lantas...
jpnn.com - MIMIK Dwi Siti Rhomdoni terlihat lega setelah dr Kisli Setiawan Pratomo SpOT melakukan visite tadi malam (15/1). Sebab, dia dinyatakan tidak perlu menjalani operasi.
Namun, dokter spesialis ortopedi itu meminta Dwi yang dirawat di kamar 401 RS Permata Hijau Jakarta tetap bersabar. ”Tidurnya jangan pakai bantal dulu,” tuturnya.
Staf public relation Serikat Perusahaan Pers (SPS) tersebut merupakan salah seorang korban selamat serangan bom yang terjadi di gerai Starbucks, Skyline Building, Jakarta, Kamis lalu (14/1).
Saat teror itu berlangsung, perempuan yang akrab disapa Dwiki tersebut tengah ngopi bersama Sekhudin, teman satu kantor.
Dwi dan Sekhudin berada di Starbucks sejak pagi. Agendanya adalah melakukan meeting bisnis dengan jajaran humas Pemkab Batanghari, Jambi. Sampai pertemuan itu berlangsung, kondisi masih normal.
”Bom pertama meledak sekitar 15 menit setelah agenda meeting itu selesai,” kata perempuan kelahiran Sukabumi, 27 Maret 1983, tersebut.
Menurut keyakinannya, bom meledak pertama di pos polisi Sarinah yang hanya terpisah Jalan Wahid Hasyim dari Skyline. Akibat bom itu, kaca bagian depan Starbucks yang menghadap ke Jalan M.H. Thamrin pecah.
Dwi menjelaskan, di dalam gerai kopi itu ada tiga baris kursi. Dia duduk di baris kedua dari jendela. Ketika bom pertama meledak, dia langsung terjatuh dan membentur kursi di sampingnya. Sedangkan Sekhudin langsung keluar melompat kaca karena masih kuat.
MIMIK Dwi Siti Rhomdoni terlihat lega setelah dr Kisli Setiawan Pratomo SpOT melakukan visite tadi malam (15/1). Sebab, dia dinyatakan tidak perlu
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408