Black Box Diduga Di Dasar Jurang
Sulit Baca Data Kalau Made in Rusia
Senin, 14 Mei 2012 – 07:22 WIB
Berdasar aturan internasional, proses observasi blackbox itu diberi waktu minimal enam bulan. Sebabnya, banyak hal yang harus di-cross check dengan vendor pembuat blackbox. Misalnya, mengenai rumus-rumus penulisan datanya. "Itu perlu komunikasi via e-mail dan telepon, karena tiap pesawat berbeda. Begitu datang, informasi tersebut baru dicocokkan dengan data yang ada. Formatnya yang harus disesuaikan. Bukan karena software di sini yang kurang bagus," ucapnya.
Kalau sampai di luar negeri kemungkinan besar bakal memakan waktu lama. Seperti saat black box pesawat Boeing 737-400 Adam Air yang jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat, pada 1 Januari 2007. Alat tersebut di periksa di Amerika Serikat dan butuh waktu sedikitnya empat bulan.
Nah, kepastian apa merk yang digunakan SSJ100 dan kepastian bisa tidaknya KNKT membaca isi data tersebut tergantung temuan tim pencari. Kalau kotak tersebut bisa diambil dan di cek di kantor KNKT, semua teka-teki bakal terjawab.
Saat dihubungi Jawa Pos, Kepala KNKT Marsda (Pur) Tatang Kurniadi mengatakan black box sudah terlihat. Namun, belum bisa diangkat karena cuaca memburuk. Selain itu, cukup rawan kalau dipaksa diambil saat ini karena berada di tebing yang menjadi lokasi kecelakaan.
JAKARTA - Keinginan Komite Nasional Keselamatan Transmigrasi (KNKT) untuk memeriksa black box pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 di Indonesia bakal
BERITA TERKAIT
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- KPK Didesak Dalami Info Pertemuan Abdul Gani Kasuba dan Anak Komisaris Mineral Trobos
- Kutuk Aksi Carok di Sampang, Kiai Nasih Dorong Proses Hukum yang Cepat
- Pj Gubernur Sumut Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Perdagangan dengan Jepang
- Forum Kiai Jakarta Sebut Pernyataan Suswono Bukan Penistaan Nabi Muhammad