BLAI Gulirkan Kompetisi Divisi II

jpnn.com - CILEGON - Badan Liga Amatir Indonesiaa (BLAI) selaku operator Liga Amatir di Indonesia menghelat pembukaan Divisi II 2012/2013 di Stadion Krakatau Steel di Cilegon, Sabtu (28/9). Pembukaan Divisi II itu menandai proses unifikasi liga yang didera kisruh pada 2011.

Sesuai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 17 Maret 2013, dualisme kompetisi diselesaikan dengan skema unifikasi liga. Bagi level profesional, unifikasi liga akan dijalankan mulai 2013/2014 di bawah pengelolaan PT Liga Indonesia. Sementara untuk kompetisi amatir dan usia muda, PSSI menunjuk BLAI sebagai operatornya.

Merujuk PO PSSI nomor 7 tahun 2009, Divisi I memang kompetisi amatir. Tapi, Divisi I bukan kompetisi bagi usia muda karena memang tidak ada ketentuan batas usia untuk pemainnya. Divisi II jadi kompetisi amatir usia muda karena ada ketentuan batas usia untuk pemainnya, yakni di bawah usia 23.

"Divisi II musim ini jadi kompetisi amatir usia muda pertama yang menjalankan amanat KLB PSSI 17 Maret 2013 untuk unifikasi kompetisi yang dua tahun terakhir ini dilanda dualisme," ujar CEO BLAI Syauqi Suratno saat membuka Divisi II di Stadion Krakatau Steel, Cilegon.

Stadion Krakatau Steel, adalah markas Cilegon United FC yang juga dijadikan sebagai lokasi digelarnya Grup D Divisi II musim ini. Setelah resmi dibuka dengan proses pelepasan burung merpati, laga pertama Grup D antara Cilegon United dan PS Muko Muko Bengkulu pun dihelat.

Cilegon United yang diarsiteki Bambang 'Banur' Nurdianysah menang 5-0. Dua dari 5 gol Cilegon United dicetak Oktafianus Fernando. Tiga gol lainnya dikemas Suandi, Dian Endra Setiawan dan Budi Pranata.

Selain Cilegon United dan PS Muko Muko, Grup D juga dihuni Bengkulu Putra, Persilat Lampung Tengah, PS Kubu Raya, Persija Barat dan Carsurin FC Bandung. Grup D sendiri jadi 1 dari 12 grup di Putaran I Divisi II musim ini yang diikuti 73 tim.

"Sesuai PO PSSI nomor 7 tahun 2009, 12 tim Divisi II musim ini akan promosi ke Divisi I musim depan," pungkas Manajer Administrasi BLAI Priyadi Budi. (abu/jpnn)