Blatter Pilih Cuci Tangan

Skandal Suap antar Pejabat FIFA

Blatter Pilih Cuci Tangan
Blatter Pilih Cuci Tangan
ISL sendiri didirikan pada 1970 dan menjadi alat pemasaran olahraga.  Selain FIFA, mereka juga bekerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC). Lalu, ISL bangkrut pada 2001 dengan utang menumpuk hingga 153 juta atau setara Rp 2,2 triliun.

Masalahnya, FIFA diklaim mengetahui kasus itu.  Namun, mereka hanya mendiamkan saja. Karena itu, setelah namanya terus disebut, Blatter pun angkat suara. Tapi, pernyataan yang dilontarkan pria asal Swiss itu menunjukkan sikap kalau dia memilih cuci tangan dari kasus tersebut.

"Saya sama sekali tidak tahu kasus itu hingga kejatuhan ISL pada 2001. Justru FIFA yang kemudian melaporkan ini dan mengawali penyelidikan ISL ini," terang Blatter kepada SonntagsBlick seperti dilansir Associated Press.

Memang, berdasarkan rilis pengadilan, tidak ada warga Swiss atau pejabat dari Swiss yang terlibat masalah itu. Yang terlibat adalah dua warga asing, yakni Havelange dan Teixiera. Teixiera sendiri baru saja mundur dari jabatan presiden CBF setelah rentetan tuduhan korupsi.

ZURICH - Skandal suap yang melibatkan mantan presiden FIFA Joao Havelange dan mantan presiden CBF (asosiasi sepak bola Brazil) Ricardo Teixiera,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News