Blatter Pilih Cuci Tangan
Skandal Suap antar Pejabat FIFA
Senin, 16 Juli 2012 – 10:32 WIB
ISL sendiri didirikan pada 1970 dan menjadi alat pemasaran olahraga. Selain FIFA, mereka juga bekerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC). Lalu, ISL bangkrut pada 2001 dengan utang menumpuk hingga 153 juta atau setara Rp 2,2 triliun.
Baca Juga:
Masalahnya, FIFA diklaim mengetahui kasus itu. Namun, mereka hanya mendiamkan saja. Karena itu, setelah namanya terus disebut, Blatter pun angkat suara. Tapi, pernyataan yang dilontarkan pria asal Swiss itu menunjukkan sikap kalau dia memilih cuci tangan dari kasus tersebut.
"Saya sama sekali tidak tahu kasus itu hingga kejatuhan ISL pada 2001. Justru FIFA yang kemudian melaporkan ini dan mengawali penyelidikan ISL ini," terang Blatter kepada SonntagsBlick seperti dilansir Associated Press.
Memang, berdasarkan rilis pengadilan, tidak ada warga Swiss atau pejabat dari Swiss yang terlibat masalah itu. Yang terlibat adalah dua warga asing, yakni Havelange dan Teixiera. Teixiera sendiri baru saja mundur dari jabatan presiden CBF setelah rentetan tuduhan korupsi.
ZURICH - Skandal suap yang melibatkan mantan presiden FIFA Joao Havelange dan mantan presiden CBF (asosiasi sepak bola Brazil) Ricardo Teixiera,
BERITA TERKAIT
- Daftar 33 Pemain Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Ada 7 Nama Abroad
- Taklukkan AS Roma 1-0, Napoli Kembali ke Puncak Klasemen Serie A 2024/25
- Hasil Liga Spanyol: Menang 3-0 Atas Leganes, Madrid Naik Posisi 2 Klasemen
- Kevin Diks Menawan, FC Copenhagen Amankan 3 Poin
- Pertamina Eco RunFest 2024 Beri Dampak Positif, Mulai Lingkungan hingga Ekonomi
- Timnas Indonesia Dinilai Janggal Belum Mengumumkan Skuad Piala AFF 2024