BLI KLHK dan CIFOR Inisiasi Paradigma Baru Penelitian dan Pengembangan
Menyadari pentingnya peran penelitian dan pengembangan untuk mendukung langkah korektif pembangunan kehutanan, Agus berpesan agar peran penelitian dan pengembangan tidak cukup untuk pengetahuan produksi dan produksi, tetapi juga bagaimana memastikan produksi harus diadopsi dan diadaptasi sebagai bagian integral.
Kegiatan penelitian dan pengembangan dengan CIFOR saat ini telah diinisiasi untuk membangun platform baru kolaborasi, pergeseran ke jaringan, promosi dan adopsi, kontestasi sains, serta kolaborasi daripada kompetisi.
"Hal ini untuk memastikan jaringan yang didirikan untuk meningkatkan modal sosial penelitian dan pengembangan, seperti untuk memfasilitasi aliran informasi, untuk memberikan pengaruh pada entitas / agen yang kuat, untuk membangun kredensial peneliti, dan juga untuk memperkuat identitas dan pengakuan," tambah Agus.
Sejak dimulainya kemitraan BLI KLHK dan CIFOR di tahun 1997 lalu, telah berjalan berbagai kegiatan, di antaranya yaitu pengembangan Sistem Akuntansi Karbon Nasional Indonesia (INCAS), Proyek Mata Pencaharian Berkelanjutan Bebas Asap (HFSLP), Program Adaptasi dan Mitigasi Lahan Basah Berkelanjutan (SWAMP), dan perbaikan Tata Kelola, Kebijakan dan Pengaturan Kelembagaan untuk REDD, dan Studi Komparatif Global tentang REDD+.
Kini kerja sama tersebut kembali dikuatkan dalam beberapa bidang antara lain pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management), pemanfaatan hutan berbasis pohon (forest and tree-based value chains), dan perhutanan sosial (social forestry). Lokus kerjasama ini juga meliputi beberapa wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Saya berharap kedua pihak (BLI KLHK dan CIFOR) dapat menggerakkan ilmu pengetahuan menjadi sebuah aksi, dan juga membawa gerakan-gerakan internasional untuk mendukung kesejahteraan masyarakat," kata Agus menutup sambutannya.
Dalam kesempatan ini, Robert Nasi, juga menyampaikan CIFOR dan BLI KLHK atau Forestry and Environmental Research Development and Innovation Agency of the Government of Indonesia (FOERDIA), memiliki sejarah panjang dalam bekerja bersama, dimulai pada tahun 1997 di Hutan Penelitian Bulungan.
"Nota Kesepahaman yang diperbarui ini merupakan penegasan atas komitmen bersama kami dalam pengelolaan hutan lestari di Indonesia, dan langkah penting dalam kemitraan jangka panjang kami. Saya menantikan upaya bersama kami yang berkesinambungan untuk menunjukkan peran penting hutan Indonesia dalam berkontribusi pada pencapaian tujuan nasional, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal's/SDGs)," ujar Robert.
Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya hutan dan sektor kehutanan.
- Mendukung NDC, Menteri LHK Siti Nurbaya Beri Penghargaan PT ITCI Kartika Utama
- KLHK Raih Penghargaan Peringkat Pertama Green Eurasia 2024 Atas Komitmen Dalam Pengendalian Perubahan Iklim
- Aksi Nyata Restorasi Alam dan Edukasi Lingkungan Melalui Pembangunan Ekoriparian di UMRI dan UNILAK
- Menteri Siti Nurbaya Ajak Para Duta Besar Negara Sahabat Bersepeda di Akhir Pekan
- Menteri Siti Sebut RI - Jepang Bekerja Sama Atasi Perubahan Iklim
- Perlu Kerja Sama Banyak Pihak untuk Pembangunan Lingkungan