BLSM Tak Akan Mampu Dongkrak Daya Beli Masyarakat
Kamis, 20 Juni 2013 – 01:44 WIB
JAKARTA - Pengamat ekonomi Hendri Saparini mengingatkan pemerintah agar dalam membuat kebijakan tidak menggangu daya saing dan daya beli masyarakat. Menurutnya, menaikan harga BBM jelas sudah memperlemah daya saing dan daya beli masyarakat.
"Kebijakan apapun, pemerintah tidak boleh mengganggu daya saing dan beli. Kalau ada kompensasi akibat kenaikan harga BBM, mestinya 100 persen. Tapi pemerintah malah berkilah, BLSM itu sifatnya membantu. Jadi bukan kompensasi," kata Hendri dalam diskusi di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (19/6).
Baca Juga:
Dituturkannya, BLSM Rp 150 ribu yang dibayarkan setiap bulan juga tidak rasional. Sebab tingkat inflasi di masing-masing daerah berbeda.
"Yang dihitung pemerintah itu inflasi tingkat atas, sementara inflasi di tingkat bawah sampai dua kali lipat dan itu berbeda di masing-masing daerah. Jadi kalau nantinya ada keributan karena BLSM ini, penyebabnya karena disain kebijakannya dari awal memang tidak benar," ungkapnya.
JAKARTA - Pengamat ekonomi Hendri Saparini mengingatkan pemerintah agar dalam membuat kebijakan tidak menggangu daya saing dan daya beli masyarakat.
BERITA TERKAIT
- Menko Airlangga Ungkap Upaya Pemerintah Jaga Ekonomi Nasional di Tengah Kondisi Global
- Rayakan 15 Tahun Perjalanan Penuh Inovasi, BUKA Umumkan Penajaman Fokus Bisnis
- Arsjad Rasjid tak Lagi Pimpin Kadin, Sikapnya Dipuji
- BPOM Dorong Industri Farmasi Produksi Obat Asli Indonesia
- Hadiri HUT ke-1 Parle Senayan, Bamsoet Bicara Potensi Industri Makanan dan Minuman
- Ada Desakan Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, Bey Machmudin Lapor ke Menhub