BLT Kompensasi Potensial Ditolak Politisi Senayan
Sabtu, 04 Mei 2013 – 08:14 WIB

BLT Kompensasi Potensial Ditolak Politisi Senayan
JAKARTA--Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diimbangi dengan kompensasi bantuan langsung tunai (BLT) mendapat kritik dari DPR. Kalangan dewan menilai kebijakan kompensasi tunai tersebut bakal dimanfaatkan menjadi instrumen politik bagi partai penguasa. Lamanya pertimbangan pemerintah terhadap kenaikan BBM, menurut Pram, memunculkan persoalan kelangkaan solar di beberapa daerah. Sebagian masyarakat melihat spekulasi mulai berjalan sehingga masyarakat lebih luas yang menjadi korban.
"Kalau pemerintah masih bertahan dengan proposal yang sama, parlemen pasti akan menolak," ujar Pramono Anung, wakil ketua DPR bidang energi, di Jakarta Jumat (3/5).
Baca Juga:
Menurut Pram -sapaan akrab Pramono Anung, Undang-Undang APBN sudah memberikan ruang yang cukup luas kepada pemerintah untuk memutuskan rencana kenaikan harga BBM. Pemerintah bahkan sudah setahun lebih mewacanakan itu. Namun, karena terlalu berwacana, tampaknya, pemerintah menghadapi persoalan tersendiri. "Muncul ide dua harga, lalu dicabut. Lalu, kenaikan satu harga. Lantas, ini diredusir seakan-akan persoalan dengan DPR," ujar Pram.
Baca Juga:
JAKARTA--Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diimbangi dengan kompensasi bantuan langsung tunai (BLT) mendapat
BERITA TERKAIT
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang