BLT Tak Efektif Jaga Daya Beli
Sabtu, 25 Februari 2012 – 10:15 WIB
JAKARTA--Komite Ekonomi Nasional (KEN) meminta pemerintah lebih fokus menjaga harga-harga kebutuhan pokok agar tidak terlalu melambung setelah kenaikan harga BBM. Kebijakan kompensasi seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilai tidak efektif untuk menjaga daya beli masyarakat. Ia mengatakan setiap kenaikan harga BBM Rp 1.000 per liter, penghematan subsidi bisa mencapai Rp 13 triliun. Asumsinya, harga minyak mentah berada di level USD 100 per barel. Sehingga, dengan kenaikan harga hingga Rp 2.000 per liter, pemerintah bisa menghemat Rp 26 triliun.
"Untuk membuat harga (kebutuhan pokok) tidak naik, yang harus diselamatkan pertama adalah transportasi," kata Sekretaris KEN Aviliani di Kantor Bappenas, Jakarta. Dia mengatakan salah satu cara agar biaya transportasi tidak naik, dalam jatah tertentu, angkutan umum bisa menggunakan BBM bersubsidi dengan harga lama. Alternatif lainnya adalah penggunaan gas untuk transportasi umum.
Menurut Aviliani, pemerintah telah menghitung kenaikan harga BBM antara Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per liter. "Hitungan pemerintah segitu," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA--Komite Ekonomi Nasional (KEN) meminta pemerintah lebih fokus menjaga harga-harga kebutuhan pokok agar tidak terlalu melambung setelah kenaikan
BERITA TERKAIT
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Pertamina Temukan Sumur MNK, Peneliti: Bagus, Ini Upaya untuk Tingkatkan Produksi
- Mendes Yandri Optimistis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Program Makan Bergizi Gratis