Blusukan Desa, Muhaimin Tidur di Rumah Transmigran
Selasa, 03 April 2012 – 11:56 WIB
Di tempat tersebut, makan malam yang disajikan pun juga nampak sederhana. Muhaimin terlihat begitu menikmati. Akan tetapi, Muhaimin tak berlama-lama di tempat tersebut karena langsung menuju kediaman Dasuki (63), salah seorang transmigran yang sudah tinggal di Sanggau sejak tahun 1980. Kediaman Dasuki itulah yang menjadi tempat Muhaimin untuk menginap. Muhaimin dan rombongan sempat berbincang-bincang cukup lama dengan anggota keluarga Dasuki dan juga para warga sekitar.
Muhaimin yang malam itu mengenakan pakaian koko putih lengkap dengan kopiahnya, nampak begitu santai bercengkerama dengan Dasuki dan juga para warga. “Bapak asalnya dari mana?” tanya Muhaimin dengan menggunakan bahasa Jawa halus kepada Dasuki. Dasuki pun menjawab “Saya aslinya dari Kendal, Pak,”.
Dasuki juga menceritakan bahwa dulunya ia datang ke Sanggau dengan berangkat dari Semarang ke Pontianak dengan menggunakan kapal laut. Setibanya di Pontianak, Dasuki harus menuju Sanggau dengan menggunkan bus. “Dulu di wilayah ini masih penuh dengan ilalang dan kebun untuk menanam macam-macam. Bahkan, bangunan rumah saya ini dulu hanya dibangun dengan kayyu-kayu” ujar Dasuki.
Cerita Dasuki tersebut juga turut ditanggapi oleh Bupati Sanggau, Satimen H Sudin yang mengatakan, para transmigran pada saat itu datang ke Sanggau diberikan jaminan hidup selama tahu tahun. Sehingga, para transmigran juga diberi kesempatan untuk bercocok tanam yang hasilnya dapat dijual sebagai pendapatan mereka.
Guna memastikan efektifnya suatu pogram yang dijalankan, memang harus langsung terjun ke lapangan untuk meninjau langsung. Hal ini dilakukan oleh
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408