Blusukan ke Pasar KM 5 Palembang, Ganjar Diyakini Mampu Stabilkan Harga Sembako
![Blusukan ke Pasar KM 5 Palembang, Ganjar Diyakini Mampu Stabilkan Harga Sembako](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2024/02/02/calon-presiden-capres-nomor-urut-3-ganjar-pranowodisamb-90cg.jpg)
Dirinya mengaku senang dagangannya didatangi Ganjar karena bisa menyampaikan pesan secara langsung.
"Rasanya bangga betul didatangi calon presiden. Jadi bisa menyampaikan keluh kesah. Harapannya Pak Ganjar bisa menurunkan harga-harga bahan kebutuhan pokok," kata Warni.
Ganjar mengatakan bahwa dirinya selalu blusukan ke pasar untuk mendengar masukan rakyat terkait fluktuasi harga-harga kebutuhan pokok.
Ternyata, dari pasar ke pasar yang dikunjungi, Ganjar mendengar keluhan yang sama.
"Keluhannya sama yakni harga-harga masih tinggi. Beras mereka mengatakan di angka Rp 14.000-15.000 perkilogram. Lalu gula yang dulunya Rp 14.000 sekarang menjadi 18.000. Ini kebutunan pokok yang sudah berbulan-bulan naik tidak turun-turun," kata Ganjar.
Ganjar menegaskan, negara dirasa perlu melakukan tindakan stabilisasi harga segera. Siapapun yang punya tanggungjawab untuk stabilisasi harga di negeri ini, harus segera melakukan tindakan.
"Maka ke depan, soal stabilisasi harga ini akan kami jamin agar masyarakat tidak kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya," tegas Ganjar.
Tak hanya soal harga sembako, pihaknya juga beberapa kali bertemu dengan para peternak ayam khusunya petelur. Mereka juga mengeluhkan harga jagung yang mahalnya meroket tinggi.
Blusukan ke pasar-pasar tradisional, warga yakin Ganjar mampu stabilkan harga bahan pokok.
- Kapolres Tanjung Priok Gelar Jumat Curhat dan Bagikan Sembako di Rumah Apung Muara Angke
- Berkas Kasus OTT Kadisnakertrans Segera Dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Palembang
- Bea Cukai Palembang Gagalkan Pengiriman 1,59 Juta Batang Rokok Ilegal di Ogan Ilir
- Alhamdulillah, Rumah Tidak Layak Huni Mang Upin Kini Sudah Dibedah
- Minimalisir Angka Kecelakaan, Polda Sumsel Gelar Operasi Keselamatan Musi
- Luhut Blak-blakan soal Bansos Rp 500 Triliun yang Selama Ini Tak Tepat Sasaran