BNBR Jawab Keraguan Investor
Selasa, 08 Mei 2012 – 08:28 WIB
JAKARTA - Tidak biasanya PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencetak laba. Selama ini perusahaan induk bakrie grup itu berkutat dengan utang. Bahkan, kali terakhir manajemen harus memohon kuasi reorganisasi (pemotongan utang, Red) kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Bobby menyebut perolehan laba bersih itu ditopang sejumlah sektor. Mulai dari sektor pendapatan, perdagangan, jasa dan investasi yang meningkat signifikan, dari Rp 8,41 triliun pada 2010 melonjak ke level Rp 10,55 triliun pada edisi 2011. ”Ini juga berkat keseriusan manajemen yang bersungguh-sungguh menjalankan agenda berdasar skenario,” imbuhnya.
Hajatan kuasi reorganisasi tersebut dimunculkan guna memutus mata rantai utang triliun rupiah yang membekap manajemen. Efeknya, sepanjang dibekap utang itu kinerja manajemen tidak pernah konsisten. Nah, pasca terlaksananya agenda kuasi reorganisasi itu pelan namun pasti kinerja perseroan mulai menggeliat.
Baca Juga:
Menilik data keuangan sepanjang 2011, perseroan mencatat laba Rp 132 miliar. Kondisi itu jelas membalik kinerja tahun sebelumnya yang terlilit rugi bersih senilai Rp 7,64 triliun. ”Pembukuan laba bersih didapat menyusul kinerja investasi dan perdagangan yang tepat,” tutur Bobby Gafur Umar, Direktur Utama BNBR, di Jakarta, Senin (7/5).
Baca Juga:
JAKARTA - Tidak biasanya PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencetak laba. Selama ini perusahaan induk bakrie grup itu berkutat dengan utang. Bahkan,
BERITA TERKAIT
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 20 November Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita