BNPB dan Pakar Ingatkan soal Tsunami Krakatau, Penting
Lalu, peneliti dari Chuo University Japan Prof Taro Arikawa menjelaskan perlunya penggunaan model evakuasi untuk menyusun alur evakuasi sesuai waktu yang ada dan pilihan tempat evakuasi yang menyesuaikan tersedia sebelum tsunami datang.
Selain itu belajar dari evakuasi tsunami di Jepang, perlu adanya peran dari elevated road, yang tidak hanya mengurangi potensi kerusakan akibat tsunami, tetapi juga memberikan waktu untuk masyarakat melakukan evakuasi diri.
Bicara fenomena tsunami, peneliti dari British Geological Survey United Kingdom Prof David Tappin menyebut pemicu tsunami Krakatau terjadi dari adanya bagian badan gunung yang kolaps dan masuk ke badan air dan menjadikan tinggi muka air gelombang pertama sekitar 100-150 meter. Sementara pulau kecil di sekitar Krakatau ada yang memiliki tinggi sekitar 60-85 meter.
Namun, dia meyakini tsunami terjadi bukan dari aktivitas letusan gunung yang menyebabkan adanya kolaps, melainkan pembentukan gunung oleh material vulkanik yang berjalan puluhan tahun membentuk bagian tidak stabil sehingga bisa kolaps, bahkan ketika tidak ada letusannya.
"Ada beragam perangkat pendeteksi tsunami yang bisa kita siapkan. Tentunya, pemerintah bersama lembaga riset akan bergerak ke sana," ujar Abdul Muhari, menambahkan (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Tsunami Krakatau terjadi dari adanya bagian badan gunung yang kolaps masuk ke air dan menimbulkan gelombang pertama setinggi 100-150 meter.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Korban Gempa Garut Bersabar, Bantuan Perbaikan Rumah Masih Proses Pemutakhiran
- Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina Sudah Tiba di Yordania
- Indonesia Re Gelar Webinar Langkah Mitigasi Gempa Megathrust Bersama BMKG-BNPB
- 6 Helikopter Dikerahkan untuk Pemadaman Karhutla di OKI dan OKU Timur
- BNPB Inisiasi Operasi Modifikasi Cuaca di NTB Antisipasi Kekeringan & Karhutla
- BNPB Salurkan Dana Bantuan untuk Korban Gempa di Bandung