BNPT Akui Kesulitan Memverifikasi WNI Eks ISIS
"Ada sekian puluh, tetapi tidak tahu apakah yatim piatu," kata Suhardi.
Suhardi juga menegaskan pihaknya tetap akan berhati-hati jika memang nantinya akan mendapatkan akses untuk memverifikasi anak-anak di bawah 10 tahun tersebut.
Hal itu mengingat sulitnya proses deradikalisasi terhadap mereka yang sudah terpapar radikalisme termasuk anak-anak usia di bawah 10 tahun tersebut, dan kekhawatiran masyarakat di Indonesia jika mereka dipulangkan.
"Oleh sebab itu kita harus hati hati. Anak-anak di bawah 10 tahun pun kalau sudah terinfiltrasi (radikalisme) kan bisa tahu kan, tidak juga baik buat masyarakat kita," ucap Suhardi.
Suhardi menambahkan, dari ratusan WNI eks-ISIS yang masih terjebak di Suriah, umumnya adalah perempuan dewasa dan anak-anak.
"Anak-anak juga banyak, mayoritas perempuan dan anak-anak, macam macam," katanya menjelaskan. (antara/jpnn)
BNPT hanya mengandalkan kontak dari Palang Merah Internasional dan lembaga asing lainnya yang memiliki akses ke kamp pengungsian.
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan
- Antisipasi Aksi Teror Malam Natal, BNPT: Kami Sudah Tahu Kantong-kantongnya
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Tinjau Program Sekolah Damai di SMAN 13 Semarang, Kepala BNPT Beri Pujian
- BNPT & PNM Kerja Sama Cegah Radikalisme lewat Pemberdayaan Ekonomi
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- BNPT Gelar Program Sekolah Damai untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Antikekerasan