BNPT Anggap Pola Aksi Terorisme Lebih Canggih

jpnn.com - JAKARTA - Masalah terorisme di Indonesia belum tuntas. Upaya pencegahan terus dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris. Menurut Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen (Purn) Agus Surya Bakti, pola aksi terorisme sekarang sudah bergeser.
Dijelaskan Agus, jika dulu sasaran teroris adalah negara barat dan sekutunya, sekarang malah di dalam negeri. Jika dulu teroris dalam kelompok besar, sekarang kecil. Jika dulu bom skala besar, sekarang kecil, tradisional, menggunakan racun kimia, pembunuhan dan serangan.
"Dulu dilatih jaringan internasional, sekarang mereka belajar sendiri," kata Agus saat berbicara dalam pelatihan “Peningkatan Profesionalisme Pemberitaan Penanggulangan Teroris yang digelar BNPT bersama Dewan Pers, di Ancol, Jumat (22/7).
Tak hanya itu, dulu teroris menyebarkan paham secara konvensional, namun saat ini malah lebih canggih. Teroris memanfaatkan teknologi digital, radio komunitas bahkan dengan buku. "Kita terus mencegah supaya jangan sampai beredar, apalagi yang sifatnya menghasut," kata Agus.
Selain itu, Agus menambahkan, dulu mereka menyerang fisik, namun sekarang pola pikir masyarakat yang jadi sasaran. Dia menegaskan, masing-masing pihak termasuk masyarakat punya tugas untuk melakukan pencegahan.
Namun, Agus melanjutkan, saat ini masih berjalan sendiri-sendiri sehingga ada titik kosong yang vakum tak terisi. Padahal, untuk melakukan pencegahan tidak bisa dilakukan secara parsial.
“Untuk menutup kevakuman itu, maka upaya pencegahan bisa dilakukan secara sinergis mengerahkan seluruh kemampuan yang ada,” katanya.
Memang, diakuinya, ini sulit dilakukan. Tapi, kata Agus, saat ini ada titik terang di mana masyarakat sudah mulai mau dan peduli untuk bersama-sama melakukan pencegahan.
Agus mengatakan peranan media massa sangat strategis untuk membantu pencegahan aksi terorisme di Indonesia. Dia pun berharap media dapat lebih memberikan pencerdasan kepada masyarakat supaya tidak terjadi hal yang kontraduktif terkait terorisme. (boy/jpnn)
JAKARTA - Masalah terorisme di Indonesia belum tuntas. Upaya pencegahan terus dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris. Menurut Deputi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lewat Retret Kepala Daerah, Prabowo Dinilai Sedang Menghancurkan Demokrasi
- Prabowo: Danantara Akan jadi Salah Satu Pengelola Dana Kekayaan Negara Terbesar di Dunia
- Usut Kasus Gratifikasi di DJP, KPK Periksa Sejumlah Bos Perusahaan
- Prabowo, SBY, dan Jokowi Tekan Bersama Tombol Peluncuran Danantara
- Usut Kasus Korupsi Perkeretaapian, KPK Panggil Ibu Rumah Tangga hingga Pengusaha
- Tak Banyak Kader PDIP Ikut Retret di Magelang, Hubungan Pusat & Daerah Tetap Aman?