BNPT dan Kementerian PPPA Wujudkan Desa Ramah Perempuan Bebas Radikal
jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk mencegah narasi ideologi terorismie.
Kerja sama ini dilakukan dengan penandatangan nota kesepahaman antara Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Jakarta, Rabu (20/4).
Boy Rafli menuturkan kerja sama ini penting dilakukan karena banyak keterlibatan perempuan dan anak dalam aksi terorisme.
"Dalam beberapa catatan kami, ada sejumlah perempuan yang terlibat dalam kasus terorisme. Dalam catatan kami kurang lebih ada sekitar 14," kata Boy dalam siaran persnya Rabu.
Salah satu perempuan yang terjerat dalam tindakan terorisme tersebut ialah Zakiah Aini yang menyerang di Mabes Polri pada 3 Maret 2021 lalu.
Kasus lainnya yang cukup menggemparkan, yakni seorang ibu dan dua anak dalam aksi teror di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro pada Mei 2018.
Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan apabila dilihat dari perspektif global yang berkembang, perempuan dan anak yang terlibat dalam aksi teror merupakan korban dari ideologi terorisme yang ditanamkan.
“Secara fakta memang jadi pelaku, tetapi sesungguhnya perempuan dan anak adalah korban yang dilakukan oleh kaum pria dalam proses radikalisasi yang dijalankan kelompok terorisme," kata Boy.
BNPB bekerja sama dengan Kementerian PPPA untuk mewujudkan desa ramah perempuan dan anak yang bebas dari paham radikal.
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Tinjau Program Sekolah Damai di SMAN 13 Semarang, Kepala BNPT Beri Pujian
- BNPT & PNM Kerja Sama Cegah Radikalisme lewat Pemberdayaan Ekonomi
- Peringatan HAKTP, KOPRI PB PMII Ajak Seluruh Masyarakat Cegah Kekerasan Seksual
- Deklarasi Pilkada Damai, Bawaslu-Kementerian PPPA-KPU Jamin Ruang Aman bagi Perempuan
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme