BNPT Resmikan Masjid di Ponpes Binaan Mantan Teroris

BNPT Resmikan Masjid di Ponpes Binaan Mantan Teroris
Suhardi Alius (peci hitam kanan). Foto: BNPT for JPNN

“Saya bersyukur bahwa keinginan saya untuk kembali ke jalan yang benar mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Untuk itu saya juga mengajak rekan-rekan saya untuk meninggalkan paham kekerasan dan kembali ke jalan kedamaian seperti yang diajarkan Islam,” ujar Khairul.

Meski begitu, dia menegaskan bahwa radikalisme dan terorisme tidaklah sesuatu yang tiba-tiba terjadi. Ada proses panjang yang menyebabkan radikalisme dan terorisme lahir dan berkembang.

Ini juga berarti bahwa penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan dengan singkat.

Dia menganggap, tambahan masjid megah dan dua ruang belajar untuk pesantrennya sebagai upaya penanggulangan terorisme yang tidak bisa dilakukan secara kilat tersebut.

“Radikalisme dan terorisme tidak terjadi mendadak, ia juga tidak akan habis dengan tiba-tiba, ada proses panjang yang perlu dilalui (untung menghabisi terorisme),” ungkapnya.

Secara lebih spesifik, pria yang dikaruniai sepuluh anak ini memberikan penekanan khusus kepada pentingnya melindungi anak-anak dari bahaya radikalisme dan terorisme.

“Saat ini, di sini saja, sudah ada 70 anak yang orang tuanya terlibat jaringan terorisme, baik langsung maupun tidak langsung. Saya dirikan pesantren ini untuk selamatkan anak-anak itu,” jelas Ghazali.

Anak-anak, erutama dengan orang tua yang memiliki keterkaitan dengan terorisme, dipandang sangat rawan terpapar radikalisme dan terorisme.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius meresmikan masjid dan ruang belajar di Pondok Pesantren Al-Hidayah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News