BNPT Tularkan Pendekatan Lunak untuk Atasi Terorisme
BNPT sudah beberapa kali memulangkan keluarga FTF dari Turki ke Indonesia. Mereka tetap ditangani secara intensif bersama stakeholder lain seperti Kementerian Sosial dan Kepolisian agar tidak merasa dimarginalkan.
Artinya, mereka harus disentuh dan terus dilakukan upaya untuk mereduksi tingkat radikal.
Dengan demikian, mereka nantinya bisa kembali di tengah masyarakat dan bisa berreintegrasi secara sosial.
“Itulah yang kami bahas di forum ini. Banyak negara peserta sangat tertarik belajar dengan cara-cara soft approach Indonesia dalam menangani keluarga FTF ini. Selain itu, kami juga bahas berbagai persoalan yang terjadi di negara-negara lain,” tutur mantan Kabareskrim Polri ini.
Suhardi menambahkan, di Indonesia, sejauh ini banyak titik masuk FTF, terutama melalui bandara-bandara internasional seperti Soekarno Hatta, Juanda, Ngurah Rai, dan lain-lain.
Karena itu, BNPT juga terus melakukan kerja sama dengan pihak terkait seperti pemerintah daerah, kepolisian, dan Imigrasi.
BNPT juga telah bekerja sama dengan otoritas keamanan Turki untuk mengawasi daerah perbatasan dengan Suriah.
Tujuannya, mereka bisa memberikan informasi lebih awal bila ada FTF asal Indonesia yang akan kembali.
Indonesia dipercaya sebagai co-host The Second Regional Workshop on Initiative on Addressing the Challenge of Returning Families of Foreign Terrorist Fighters
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- BNPT Gelar Program Sekolah Damai untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Antikekerasan
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack