Bocooorrr, Digragoti Para Preman
Tak sempat parkir, kami berputar lalu hendak keluar. Tapi tiba-tba, seorang pria bertelanjang dada entah datang dari mana, menghadang citra.
Darah berdesir ke ubun-ubun. Citra nampak ketakutan. Lalu dengan setengah membentak, pria berkulit gelap itu, bilang.
“Bayar parkir,” katanya pendek. Tapi terdengar tajam.
Imam, rupanya ingin jadi pahlawan. Dengan sigap, ia menjelaskan pada pria itu, jika mereka tak pernah parkir. Hanya berkeliling, sebentar.
Tapi, wajah macho-nya jadi kusut. Saat, pria kekar itu, dengan nada semakin tinggi kembali membentak. “Tetap saja harus bayar,” bentaknya.
Uang lima ribu yang disodorkan Citra disambar begitu saja. Tak ada kembalian. Pria itu, lalu ngeloyor pergi, seenak jidatnya.
Kami memandangi dengan kesal. Tetapi, saat pria itu membalik badan dengan ekspresi beringas, kami pun buru-buru meninggalkan tempat.
Hampir sejauh satu kilometer kami meninggalkan lokasi. Tiba-tiba Imam terbahak lebar. Citra mendengus berulang kali. Ia masih menyimpan kesal.
DI banyak daerah, lahan parkir ibarat kue yang sangat manis. Bocor, di sana–sini hingga target pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408