Boediono hanya Tertawa Kecil saat Diminta Komentari Curhatan Miranda

Boediono hanya Tertawa Kecil saat Diminta Komentari Curhatan Miranda
Wakil Presiden RI Boediono dalam sidang kasus Tindak Pidana Korupsi (TPK) di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (9/5). Foto : Ricardo/JPNN.com

Berikut transkrip rekaman rapat berisi pernyataan Miranda:

"Kalau bapak nanya saya, saya enggak mau jawab. Because It can be seen as if kita ngasih itu untuk satu bank. Kasih analisa bahwa ini reasonable dan CAR ini berlaku untuk semua bank. dan in a minute kita membuat policy untuk 1 bank, kita semua salad nantinya. Pasti salah. Belum lagi di sana-sini ada yang kerjanya jelek-jelekin. Jadi salah. Bapak jangan tanya boleh atau enggak. Kasih informasi ke kita download. Ini mengenai PBI yang nomor 26 itu. Itu masih pakai commercial paper investment grade, itu sudah enggak ada.

Kalau mau bapak download, liatlah negara lain. Jangan karena di depan ada ini.  Jangan nanti kita dikira ada kepentingan apa-apa. Saya enggak mau. Karena kita semua harus mau tanggung jawab dan sama-sama mau kerja. seperti saya bilang tadi Pak Halim, I easily would not come here tiap kali rapat, saya bisa aja bilang saya sakit. Sebulan lebih, dalam keadaan krisis sakit terus. Sakit aja lebih tenang enggak bakalan masuk penjara kapanpun. tapi its not the way we are going to do it. Kita semua harus sama-sama tanggung jawab. makanya semua harus berani mengambil keputusan. Dan saya berani mengambil keputusan even kamu bilang 0% atau enggak perlu liat CAR saya juga berani. as long as to be nya itu, bukan to be, usulnya itu jelas dan berlaku ke semua"

 


JAKARTA--Majelis Hakim di sidang Budi Mulya tergelitik dengan rekaman Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) 13 November 2008 yang diputarkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News