Boediono Siap Tanggung Dunia-Akhirat

Boediono Siap Tanggung Dunia-Akhirat
Boediono Siap Tanggung Dunia-Akhirat
Menurut Boediono  kondisi pada akhir 2008 dan awal 2009 itu hampir menyerupai krisis tahun 1997-1998, dimana kurs rupiah melamah dari Rp9.000 per dolar AS mendekati Rp13.000 per dolar.Cadangan devisa juga merosot tajam, likuiditas mengering karena aliran dana keluar dan antar bank berhenti saling meminjamkan."Ini situasi krisis dimana semua harus direspons dengan cepat. Oleh sebab itu, situasinya modal keluar dari Indonesia," katanya.

Boediono juga menegaskan keputusan yang dibuat oleh Komite Stabilitas Sektor keuangan (KSSK) secara bersama-sama pada saat itu adalah keputusan yang sangat tepat dan baik," ujarnya. Menurutnya, memberikan dana talangan itu dianggap sebagai satu keputusan yang tepat karena berdasarkan pertimbangan kondisi saat itu yang dinilainya sedang mengalami krisis moneter perbankan yang hampir mirip dengan krisis serupa di tahun 1997/1998.

Oleh karena itu ia berpandangan bahwa kasus yang menimpa Bank Century tatkala sudah termasuk dalam kategori bank gagal, jika tidak diberikan bantuan, maka akan berdampak pada sektor perbankan lainnya."Mengapa diputuskan sistemik, itu dari rapat dewan gubernur BI yang dibahas bersama-sama. Landasannya adalah informasi-informasi yang dilaporkan oleh mereka yang berwenang," ujarnya.

Boediono menjelaskan, indikasi kesamaan keadaan krisis moneter perbankan saat itu dengan tahun 1997/1998 yakni larinya modal secara besar-besaran ke luar negeri dengan cepat dan diikuti pula dengan macetnya likuiditas perbankan dalam negeri serta munculnya berbagai rumor.

JAKARTA – Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono memenuhi panggilan Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century DPR. Meski dikawal ketat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News