Boediono Tokoh di Balik Kasus Kucuran BLBI
Kamis, 14 Mei 2009 – 21:35 WIB
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD), Ir H Nizar Dahlan, mengingatkan agar incumbent Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat kembali mempertimbangkan keputusannya mengambil Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono sebagai cawapres SBY dalam Pilpres 2009 mendatang. Saran agar SBY dan PD kembali mempertimbangkan keputusan tersebut mengingat reputasi dan track record Boediono sebagai ekonom tak sebaik yang selama ini disebut-sebut. Lalu pada tahun 1998, ketika Boediono menjadi Kepala Bapenas di era Habibie, cawapres pilihan SBY itu, lanjut Nizar Dahlan, juga mengucurkan dana rekap perbankan sebesar Rp 600 triliun. Nyatanya, semua tidak bisa dikembalikan.
"Ingat kasus pengucuran Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 400 triliun, masing-masing Rp 144,8 triliun untuk bank swasta dan Rp 267 triliun untuk bank pemerintah, yang bermuara pada kesengsaraan rakyat Indonesia," kata Nizar Dahlan di DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (14/5).
Baca Juga:
Berpindah tangannya uang rakyat kepada segelintir pengusaha bank tersebut, kata Nizar Dahlan pula, bisa terjadi justru ketika Boediono menjadi Direktur BI urusan analisa kredit dari tahun 1997 hingga 1998. "Ketika BLBI itu menjadi masalah, bahkan dikemplang oleh para koruptor, ternyata Boediono lepas tanggung jawab," tambahnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD), Ir H Nizar Dahlan, mengingatkan agar incumbent Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
BERITA TERKAIT
- Ratusan Orang di Klaten Deklarasikan Gerakan Jateng Muda
- Elektabilitas Pramono-Rano Karno Tinggi di Semua Wilayah Jakarta
- Menjelang Pemungutan Suara, Bawaslu Minta Pengawas Pilkada 2024 Bikin LHP Secara Detail
- Ahmed Zaki Iskandar Minta Kader Golkar Bekerja Keras Memenangkan Ridwan Kamil-Suswono
- Ridwan Kamil Janji Mau Bikin Jakarta Maju Tetap Berkeadilan
- Membangun Jakarta Bareng Anak Muda, RK Ecosystem Kenalkan Program Kolaborasi ala RIDO