Bohong Itu Indah
Rabu, 19 Januari 2011 – 12:32 WIB
Goebbels memang bukan cuma pandai berteori. Buah pikirannya sudah diuji di Partai Nazi pimpinan Hitler. Makanya, ketika berkuasa, Sang Fuhrer mengangkatnya menjadi Menteri Propaganda. Sehingga dalam tempo yang tidak terlalu lama, Nazi berkembang dahsyat, dan Jerman tumbuh menjadi kekuatan yang menggiriskan di daratan Eropa.
Baca Juga:
Dalam pandangan Goebbels, bohong itu indah. Ada seni untuk kebohongan. Sehingga orang yang dibohongi, meskipun pada akhirnya ia tahu dibohongi, tetap bakal terpesona. Contohnya ketika ia mengampanyekan bangsa Arya, ras Jerman tulen, adalah etnis paling jenius di muka bumi. Tentu ini untuk meredam klaim Yahudi yang mengaku bangsa pilihan Tuhan!
Makanya, kalau Goebbels masih hidup, pasti sedih dan terheran-heran kenapa teori kebohongannya yang sudah sangat populer di dunia, ketika dipraktekan di Indonesia, begitu mudah dipatahkan, bahkan hanya oleh beberapa gelintir pemuka umat beragama? Padahal tak satu pun di antara tokoh lintas agama itu yang memiliki instrumen komunikasi. Apalagi yang canggih.
Tapi kenapa mayoritas rakyat Indonesia kok bisa cepat percaya kepada pernyataan para pemuka agama bahwa pemerintah Yudhoyono ini telah melakukan “kebohongan sistemik”? Padahal lewat semua media, rezim ini setiap hari membombardir masyarakat dengan isu kesuksesan di sana-sini.