Boleh Saja Impor Beras, Asal Tidak Jelang Musim Panen
Di antaranya, juru bicara Iluni UI Eman Sulaeman Nasim, Guru Besar Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Zaadit Taqwa, Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KPIBC) Zulkifli Rasyid, dan pengurus Himpunan Alumni IPB Ali Fatoni.
Sementara itu, Zulkifli mengaku sebagai orang pertama yang meneriakkan perlunya impor beras.
Pasalnya, stok di gudang-gudang beras sudah menipis. Stok yang tersisa hanya raskin dan rasta.
Di sisi lain, harga beras sudah mulai naik. Jika impor tidak dilakukan, konsumen akan kesulitan membeli besar. Selain itu, harga beras juga akan makin naik.
“Beras yang ada saat ini adalah beras premium (mahal) dan beras rasta. Bukan beras medium. Beras medium sudah langka. Perlu ditambah dengan impor. Yang penting, impor berasnya jangan dilakukan menjelang masa panen. Kalau tidak dilakukan impor beras Januari ini, stok beras sudah sangat menipis,” papar Zulkifli.
Bustanul juga menyampaikan pendapat senada. Menurut dia, impor beras bukan hal yang tabu.
“Impor kali ini menjadi heboh karena tahun ini adalah tahun politik,” kata Bustanul.
Sementara itu, Fathoni menyesalkan sikap pemerintah yang terlambat melakukan impor.
Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) tidak mempermasalahkan rencana pemerintah mengimpor beras.
- Lumbung Pangan Group Luncurkan Beras Premium Petani Indonesia Hebat
- Pemprov Jateng Salurkan 10 Ton Beras Cadangan Pangan
- Soal Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, DPR Minta Pemerintah Serap Gabah Petani Lokal Dahulu
- Begini Update dari KPK soal Laporan Demurrage Impor Beras
- Pengamat Pertanian Sebut Impor Beras Langkah yang Tepat
- Kebijakan Impor Beras Dinilai Efektif Jaga Stabilitas Harga