Boleh Tenggak Bir sampai Mabuk, tapi Tak Boleh Berkelahi
200 Tahun Oktoberfest, Festival Rakyat Terbesar di Dunia
Sabtu, 09 Oktober 2010 – 07:58 WIB
Tahun ini genap kali ke-200 Oktoberfest digelar. Lebih dari enam juta pengunjung dari berbagai penjuru dunia datang ke Munich untuk merasakan sensasi bir asli Jerman. Kontributor Jawa Pos di Eropa MARIA W. PARAMITA melaporkan meriahnya festival rakyat yang kini masih berlangsung itu.
Festival yang juga dikenal dengan julukan beerfest tersebut hanya berlangsung selama tiga minggu. Namun, ketenarannya sanggup mendatangkan lebih dari enam juta pengunjung dari seluruh penjuru dunia. Sekitar 7 juta liter bir, 580 ribu potong ayam, dan 117 ribu sosis dihidangkan dalam festival tersebut.
Walaupun bernama Oktoberfest, festival itu sejatinya dimulai sejak September lalu. Memang sengaja digeser sebulan lebih cepat. Oktober memang bukan waktu yang pas untuk hajatan outdoor besar semacam itu. Cuaca pada bulan Oktober terkenal kurang bersahabat. Sebab, Oktober merupakan awal musim gugur yang ditandai dengan banyaknya hujan dan angin. Tentu bukan hal yang menyenangkan untuk berpesta bir.
Awalnya, festival itu dihelat untuk merayakan hari pernikahan Raja Ludwig I dengan Ratu Therese of Saxe-Hildburghausen pada 12 Oktober 1810. Pacuan kuda adalah menu utama dalam festival tersebut. Begitu antusiasnya sambutan dari rakyat Bavarian, festival itu dilangsungkan pada tanggal yang sama setiap tahun. Lapangan tempat perhelatan festival pun dinamai sesuai dengan nama sang ratu, Theresienwiessn.
Tahun ini genap kali ke-200 Oktoberfest digelar. Lebih dari enam juta pengunjung dari berbagai penjuru dunia datang ke Munich untuk merasakan sensasi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara