Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu, Siapa Pelakunya?
Berdasar pengamatannya, saat ini pola serangan teroris di Indonesia sudah tidak melulu terstruktur. Banyak gerakan yang dilakukan sendiri.
Apalagi kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaeda. ’’Sudah tidak ada pimpinannya,’’ katanya.
Otomatis hal itu memutus garis komando yang sebelumnya terbentuk. Bukan hanya tidak ada sumber perintah, sumber dana pun hilang.
Meski begitu, paham radikal tidak lantas ikut lenyap. Itulah yang kemudian melahirkan lone wolf terrorism.
’’Bisa saja hanya dua atau tiga orang. Terinspirasi secara ideologis, kemudian mencari tahu cara membuat bom,’’ jelasnya.
Noorhaidi menilai, bom di Kampung Melayu bisa saja berkaitan dengan teror bom di Manchester, Inggris, atau serangan ISIS di Marawi, Filipina. ’’Mungkin saja ada hubungannya,’’ ucapnya.
Namun, kepastiannya harus diselaraskan dengan data dan fakta di lapangan. Termasuk potensi konflik dalam negeri yang menjadi pemicu.
Diperlukan data lebih lengkap dan akurat guna menganalisis insiden kemarin malam. Sebab, tidak sedikit kemungkinan yang bisa menjadi alasan di balik teror.
Dua ledakan bom bunuh diri terjadi di Halte Transjakarta Terminal Bus Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
- Heboh, Surat Kaleng Ancaman Bom Beredar di Kampus Unpar Bandung
- Kacau, Kantor Media di Papua Dilempar Molotov, Komnas HAM Ambil Sikap Begini
- Gegana Brimob Polda Sulteng Amankan Benda Diduga Bom Rakitan di Poso
- Rumah Cagub Aceh Dilempar Bom, Polisi Bentuk Tim Gabungan, Temukan Pen Granat
- Duar, Rumah Cagub Aceh Dilempar Bom saat Subuh
- 37 Orang Tewas Gegara Aksi Bom Bunuh Diri di Pantai