Bom Cirebon Mirip Teror Bali
Mayoritas Korban Anggota Polisi
Sabtu, 16 April 2011 – 06:29 WIB
Menurut mantan Kapolri tersebut, hal itu bisa terjadi karena masih ada pemimpin-pemimpin di jaringan tersebut yang bisa memberikan pengaruh kepada rekrutan-rekrutan baru. Sutanto mengungkapkan, memang banyak di antara anggota jaringan teroris yang berhasil ditangkap atau digagalkan sebelum melakukan perbuatannya. "Dia belajar juga menghindari petugas sehingga semakin ke sini semakin hati-hati. Tingkat kesulitan semakin tinggi," paparnya.
Terkait dengan ancaman tersebut, kata Sutanto, sebenarnya dibutuhkan perangkat hukum yang lebih kuat. Aturan yang ada saat ini sulit digunakan untuk menjerat mereka yang menganjurkan kebencian atau perbuatan teror. Bahkan, setidaknya dibutuhkan dua alat bukti sebagai permulaan untuk memprosesnya.
Pernyataan itu sepertinya merujuk pada UU Intelijen yang saat ini masih dalam tahap pembahasan di DPR. Namun, Sutanto mengelak saat ditanya aturan tersebut akan sama dengan Internal Security Act (ISA) di Singapura dan Malaysia. "Tidak seperti ISA. Yang penting, rumusan undang-undang bisa mencakup kelompok yang melakukan teror, merangsang orang untuk melakukan teror," tuturnya. (rdl/fal/hns/abd/jpnn/c5/c2/c7 /c9/iro)
JAKARTA - Serangan bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Kompleks Mapolres Kota Cirebon, kemarin (15/4) diduga identik dengan bom Bali II dan bom
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mentrans Pastikan Putra-Putri Papua Dapat Alokasi Khusus Beasiswa Patriot
- Lestarikan Bangau Bluwok, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Tanam 3.750 Mangrove di Pulau Rambut
- Ada Sayembara Berhadiah Rp 8 M Bagi yang Bisa Tangkap Harun Masiku, KPK Angkat Bicara
- Polda Metro Jaya Harus Berani Tuntaskan Kasus Firli Bahuri
- Kemendagri: Camat Dilatih Mengarahkan Perencanaan Desa
- Jumhur Sambut Gembira Presiden Prabowo Umumkan UMP Naik 6,5 Persen